Mohon tunggu...
Patrisius Djiwandono
Patrisius Djiwandono Mohon Tunggu... Dosen -

Pemerhati masalah-masalah pendidikan, generasi millennial, dan gejala-gejala sosial budaya lainnya. Introvert, karena itu lebih suka menulis daripada clubbing atau berkampanye. Banyak belajar dari manusia lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tata Krama di Era Digital

12 Juli 2018   08:18 Diperbarui: 12 Juli 2018   18:51 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena jaman terus berubah, maka tata krama pun juga (harus) berubah. Berikut adalah tata krama yang berlaku di era digital, era dimana semua manusia terkoneksi lewat gawai-gawai di tangannya.

Pertama, hormatilah orang yang sedang menggunakan gawainya.

Ini berlaku terutama ketika Anda sedang berjalan dan melihat seseorang berjalan ke arah Anda sambil matanya lengket ke gawainya. Kalau orang itu berjalan meleng lalu akhirnya menabrak Anda, siapa yang salah? Anda! Jelas sekali itu. 

Anda bersalah karena tidak menghormati orang lain yang sedang menggunakan gawainya. Karena matanya sedang lengket ke gawai, tidak mungkin dia memperhatikan apakah jalannya lurus atau serong ke kiri dan ke kanan. Andalah yang lebih tahu akan hal itu dan oleh karenanya wajib minggir jika orang tersebut nyeleyot ke jalur Anda.

Kedua, jangan pernah mengajak bicara orang yang sedang menggunakan gawainya.

Ini berlaku ketika Anda duduk di sebelah rekan atau teman atau orang lain. Perhatikan benar-benar apakah dia mulai mengeluarkan ponselnya atau tidak. Jika ya dan dia mulai sibuk menatap gawainya tersebut, Anda dilarang keras mengajaknya berbicara! Sangat tidak sopan mengajak bicara orang yang sedang memelototi ponselnya untuk alasan apa pun. 

Wajib diketahui bahwa orang yang sampai harus menatap gawainya di tempat umum adalah orang yang sedang sangat sibuk atau mungkin berada dalam keadaan darurat. Mengajaknya berbicara pada saat seperti itu akan mengundang kejengkelan dan bahkan kemarahan orang tersebut.

Ketiga, jangan pernah menegur orang yang harus berbicara di ponselnya di tengah pertemuan atau rapat.

Ini sering tidak disadari oleh para guru, dosen, bahkan atasan. Mereka dengan seenaknya menegur orang yang menerima telpon di ponselnya pada saat rapat penting. Ketahuilah bahwa tindakan menegur itu sangat tidak sopan.

Mereka yang terpaksa menelpon atau texting pada saat rapat penting berlangsung adalah orang yang sedang berurusan dengan masalah hidup dan mati. Bayangkan jika orang tersebut sedang menerima telpon dari rekannya yang mengupdate berita tentang siapa yang menang di babak semi final Piala Dunia. Perkara hidup mati, bukan? 

Tindakan lain yang tak kalah kurang ajarnya adalah menyuruh semua hadirin untuk mematikan ponselnya atau bahkan meninggalkannya di luar ruangan selama rapat berlangsung. Luar biasa kejam! Kita semua wajib tahu bahwa ponsel diciptakan untuk membuat semua manusia senantiasa bisa berhubungan kapan saja dan dimana saja. Memutus konektivitas itu hanya karena alasan ada rapat penting, sedang wisuda, atau sedang ada misa di gereja sungguh suatu tindakan yang bukan hanya melanggar etiket tapi juga melanggar HAM.

Hanya tiga. Tidak berat bukan? Yang diperlukan untuk orang beradab di jaman modern di era digital ini hanyalah kepekaan dan semangat menjunjung tinggi konektivitas tidak terbatas. Selamat bergaul dengan sopan dan nyaman!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun