Suku Bajau merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang hidupnya nomaden atau hidup berpindah - pindah. Karena berdekatan dengan laut maka menggantungkan hidupnya dengan rumah apung tradisional yang berdiri di atas air, rumah- rumah ini tersebar di wilayah seperti di Desa Rampa Berkah, Kecamatan Pulau Laut, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Bahkan ada kalanya hidup di kayu perahu, menjelajahi lautan lepas. Suku Bajau merupakan suku yang berasal dari Pulau Sulawesi namun sebenarnya mereka menyebar di berbagai wilayah perarian di Asia Tenggara termasuk di utara dan timur Kalimatan, Sulawesi Selatan, Filiphina dan Malaysia. Suku tersebut hidup di perairan laut tak heran banyak yang menjuluki Gypsies Sea.
Orang Suku Bajau memiliki kemampuan ajaib layaknya mahluk laut, orang-orang bajau mampu menahan nafas dan membenamkan diri kedalam air sekitar 13 menit di kedalaman 60 meter dengan sekali tarikan nafas. Padahal pada umumnya manusia biasa hanya mampu menahan nafas di air beberapa detik saja.
Kehebatan dan kemampuannya berenang, Suku Bajau juga dikenal sebagai manusia ikan. Mereka menyelam untuk mencari ikan atau elemen laut yang bisa digunakan untuk membuat kerajinan. Kekuatan Suku Bajau yang melegenda ini, Peneliti dari University of Copenhagen tertarik untuk meneliti Suku Bajau. Dari hasil penelitian ditemukan fakta bahwa memiliki limpa dengan ukuran rata-rata 50 persen lebih besar daripada manusia pada umumnya.
Limpa yang besar itulah berfungsi menyimpan lebih banyak oksigen. Selain itu, ada keunikan genetika yang berfungsi untuk mengontrol hormon tiroid yang membantu menyelam dengan baik sekalipun di kedalaman 60 meter. Meskipun orang-orang Suku Bajau memiliki limpa yang besar, namun adaptasi juga menjadi hal penting.
Suku Bajau masih mempertahankan cara mendapatkan ikan yang ramah lingkungan. Berbekal panah dan tombak mereka mampu mempertahankan tradisi mencari ikan yang aman untuk menjaga keberlangsungan ekosistem di laut. Hal ini, dilakukan dengan menyelam kedalaman 15-30 meter selanjutnya akan berjalan didasar laut secara perlahan. Kemudian melepaskan panah pada sasaran ikan.
Julukannya sebagai manusia ikan dan penjelajah laut, membuat Suku Bajau memiliki beberapa pantangan yang tidak boleh mereka lakukan seperti membuang air cucian teripang, air jahe, air cabe, air perasan jeruk, puntung dan abu rokok, abu dapur, larangan mencuci alat masak di perairan laut. Selain itu, larangan memakan daging penyu dianggap akan mendatangkan malapetaka seperti bencana badai, bahkan tidak mendapatkan hasil laut.
Di Indonesia Suku Bajau dapat ditemui Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan wilayah lainnya. Saat ini, industri perikanan gencar mengeksploitasi sumber laut dan itu sebabnya orang-orang bajau mulai meninggalkan lautan karena terbatasnya sumber makanan.
Patrik Cahyo Lumintu adalah Pewarta Foto Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H