Mohon tunggu...
Patrick Waraney Sorongan
Patrick Waraney Sorongan Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Ende gut, alles gut...

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Maya Rumantir: "Ketika Cinta Harus Memilih..."

16 Desember 2020   21:50 Diperbarui: 19 Desember 2020   21:44 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maya Rumantir bersama suami dan anak: Takala Hutasoit dan Kiara (Foto: Patrick Waraney Gobel Sorongan)

SEPASANG mata lentiknya berkaca-kaca. Air mata bergulir di pipinya. "Ada media  yang masih saja menulis yang tidak-tidak tentang saya," ujar Maya Olivia Rumantir di rumahnya, kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, medio 2020.

Penyanyi pop dekade 1980-an ini kerap dikait-kaitkan masa lalunya dengan Hutomo Mandala Putra alias Tommy, anak kelima pasangan Presiden RI II Soeharto dan Ibu Tien. Tanpa konfirmasi langsung kepada Maya, berbagai berita rumor tak sedap pun beredar tentang hubungan mereka.

Padahal, menurut aktivis rohani, sosial dan kemanusiaan yang kini menjabat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) periode 2019-2024, semuanya tinggal kenangan masa lalu. Hanya saja, media itu dinilainya  terlalu jauh menebar berita miring tentang hubungan mereka.

Sebutlah gosip tentang penolakan keluarga Cendana karena Maya disebut tak sekeyakinan dengan mereka. Karena itu, Tommy diberitakan dijodohkan dengan wanita lain dari kalangan sesama Jawa dan sekeyakinan, yakni Ardhia Pramesti Regita Cahyani atau Tata. Pernikahan pada 1997 - yang akhirnya retak pada 2006- ini membuahkan dua anak, yakni Dharma Mangkuluhur dan Gayanti Hutami.

Menurut Calon Gubernur Sulawesi Utara di Pilkada 2015 ini, kesepakatan untuk berpisah dengan Tommy, dilakukan secara baik-baik. "Ketika cinta harus memilih," katanya saat diwawancarai ulang di ruang kerjanya di Gedung DPD  RI, kawasan Senayan, Jakarta.

Maya mengakui bahwa perpisahan itu tak lain karena keduanya sama-sama keras dalam mempertahankan keyakinan masing-masing. Namun toh menurut sejumlah sumber, Maya sempat  larut dalam gundah-gulana berkepanjangan akibat perpisahan tersebut.

Sebagai seorang Nasrani, hanya doa yang akhirnya membuat  Maya mengaku menemukan lagi  jatidirinya. Selama masa-masa itulah lahir sederet lagu rohani yang mewakili suasana batinnya. Semua syair lagu itu digubah sendiri oleh Maya.

"...Tuhan adalah sumber kekuatanku

bila kulemah

dia pasti kuatkanku..."

Lagu berjudul Jalan Kehidupan ini merupakan  satu di antara sederet tembang rohani ciptaan Maya  yang hingga kini populer di kalangan umat Nasrani, terutama di kampung halaman ayahnya di Provisi Sulawesi Utara.

"...di saat engkau susah
Yesus hibur selalu

Di saat engkau lemah
Dia kuatkan...

Yesus menolongmu
dalam kesusahanmu

Yesus kan selalu setia
sampai selama-lamanya..."

Tembang bertajuk Tuhan Yesus Setia ini juga lahir dari suasana batinnya kala itu. Menurut Maya, lagu ini mengingatkan umat manusia agar bersandar kepada Tuhan jika berada dalam kesulitan hidup.

Hingga akhirnya Maya menambatkan hatinya kepada seorang lelaki gagah: Takala Gerald Manumpak Hutasoit, putera dari Profesor Doktor dokter hewan Jannes Humuntal Hutasoit, Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan Perikanan periode 1983---1988 di Kabinet Pembangunan IV. Maya dan Takala menikah di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Rabu, 14 April 2004.

Pada Selasa, 30 Agustus 2005, lahir puteri mereka yang diberi nama Kristamia Kiara Oliveralda Tiur Nauri Hutasoit. Bagi Maya dan Takala, nama yang lumayan panjang ini, memiliki arti spesial. "Kristamia adalah  gabungan nama kami, Kiara itu nama baptisnya, berasal dari bahasa Italia, Clara. Kalau Oliveralda, itu gabungan nama baptis kami. Ada tambahan dari opung: Tiur Nauri, artinya cahaya yang cantik," kenang Maya.

Takala adalah teman hidup yang cocok dengan Maya. Apalagi ketika puteri mereka tumbuh dewasa. Kiara bukan hanya berprestasi sejak taman kanak-kanak hingga sekarang ini kelas I SMA Tarakanita I di Jakarta Selatan. Selain fasih berbahasa Inggris, dara setinggi lebih 1,70 meter ini, pintar bermain gitar, organ, dan piano.

Kiara pun terkadang menjadi 'staf pribadi' saat mengikuti rapat-rapat di Komite III DPD RI yang dibidangi ibundanya. Kalau sudah begini, Kiara akan sibuk mencatat materi-materi  atau memberi kode supaya 'agak tenang; jika melihat ibundanya terlihat sangat bersemangat berbicara dalam forum-forum ini.

Kebahagiaan mereka menjadi semakin lengkap. Apalagi, Takala selalu menjadi teman yang asyik untuk diajak berdiskusi topik apa saja oleh Maya. Maklum, Takala bukan dari keluarga sembarangan. Ayahanda Takala -yang lebih dikenal dengan nama JH Hutasoit- adalah Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 1967-1971, penemu teknologi suntik gizi dan vitamin dalam telur ayam.

Ayahandanya  juga adalah salah satu pendiri dan dekan pertama Fakultas Peternakan (Fapet) IPB. Namanya diabadikan sebagai nama auditorium di Fakultas Peternakan IPB pada 2007.  Di Amerika Serikat, nama JH Hutasoit diabadikan dalam Museum Badan Penerbangan dan Antariksa (bahasa Inggris: National Aeronautics and Space Administration/NASA) di Huntsville, Alabama, sebagai penemu pil makanan astronout di luar angkasa.

Toh Maya maupun Takala senantiasa bersikap merendah terkait nama besar mendiang Profesor Hutasoit. "Yang pasti, Kiara itu mewarisi gen opungnya, pintar dalam segala disiplin ilmu, dan bisa pula bermusik seperti si opung. Dan yang pasti, saya bersyukur kepada Tuhan, karena saya dikaruniai seorang suami dan anak yang mencintai dan mengasihi saya," lanjut Maya.

Spirit keluarga pula yang memacu rasa percaya  diri Maya ketika  untuk kali pertama terjun ke politik praktis kemudian berhasil meraih suara terbanyak sebagai Senator Sulut. Bahkan belum setahun duduk di Senayan, Maya mengaku mendapat 'perintah Surga' untuk berlaga di Pilkada Sulut  2015.                                                         

 Hanya saja perintah  Surga itu  setidaknya masih dalam tahap 'masa percobaan' untuk Maya. Terbukti, kandidat lainnya, yakni Olly Dondokambey,  justru memenangkan pilkada Sulut. Dengan kemenangan itu, paling tidak, Dondokambey masih saja 'direkomendasi Surga'. Apalagi sewaktu Dondokambey maju kembali di pilkada berikut. Dan, bersama pasangan lawasnya, Steven Kandouw, Bendahara Umum PDI-P ini berjaya di Pilkada Sulut 2020. Mereka diperintah oleh 'Surga'  untuk memimpin Sulut periode berikutnya.         

Kalah dalam Pilkada Sulut 2015, Maya kembali aktif dalam berbagai kegiatan rohani, sosial dan kemanusiaan, kemudian  'bertarung' dan berhasil lagi duduk di DPD RI  untuk periode 2020-2024. Sebelum terjun ke dunia politik, Maya sudah lama menggeluti kegiatan-kegiatan kemanusiaan, sosial, rohani dan kebangsaan. Semua ini dilakoninya sejak dekade 1980-an hingga awal 2000-an.            Pada 2003 misalnya, Maya dinobatkan sebagai Duta Perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Indonesia. Serentetan kegiatan seni budaya bernuansa kebangsaan, sukses digelarnya di banyak daerah Indonesia, lewat program Lawatan Obor Cinta Perdamaian. Kegiatan ini memiliki andil dalam menciptakan perdamaian di antara semua elemen yang bertikai dalam konflik SARA di Maluku pada 1999.

Ketika kembali berlaga di ajang Pemilihan Senator RI di Sulut, Maya meraih 168.086 suara pemilih. Pada pertarungan periode sebelumnya, Maya menyapu mayoritas suara,  yakni 300 ribu lebih. "Seperti pemilihan lalu, untuk pemilihan kali kedua ini, saya  tidak berpolitik uang. Warga memilih saya, karena berdasarkan hatinurani mereka, karena saya senantiasa berdoa buat Sulut serta mereka," kata Maya.

Karena namanya masih populer, tak heran jika Maya selalu menjadi primadona saban menggelar kunjungan kerja bersama pihak Komite III  ke provinsi-provinsi. Dalam kunjungan di Makassar pada medio 2020 misalnya, Maya didaulat bernyanyi di sela-sela rapat antara komitenya dengan Gubernur Nurdin Abdullah bersama jajarannya. Begitu pula ketika berkunjung ke Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung (Babel). Sekretaris Daerah Babel, Naziarto yang mewakili Gubernur Erzaldi Rosman, meminta Maya menyanyikan salah satu lagu popnya, Daun-daun Kering.

Memang, dunia tarik suara sulit ditinggalkan oleh Maya. Hanya saja, Maya sekarang ini fokus untuk lagu-lagu rohani.  Maklum, dunia tersebut sudah ditekuninya sejak kecil. Pada 1976, Maya mulai menyanyi dan meraih penghargaan penyanyi cilik favorit dan juara III Festival Pop Singer Sulawesi Selatan. Setelah pindah ke Jakarta, Maya bersekolah di SMA Bunda Hati Kudus sambil  tetap melakoni dunia tarik suara.

Selain itu Maya juga pernah menjadi juara turnamen bulu tangkis junior Jakarta Barat. Pada 1980 dia terpilih sebagai Queen of BASF Indonesia dan meraih penghargaan Golden Record untuk penyanyi pop periode 1985-1986.  Dia juga membinngi sejumlah film bioskop dan iklan. Di antaranya, iklan untuk produk kacamata dari Jerman, Rodenstock. Pada 1988, Maya meraih gelar The Best Indonesian Photo Model.  Belakangan, Maya menjabat sebagai Presiden Direktur Institut Pengembangan Sumber Daya Manusia Maya Gita, sekaligus mendirikan Yayasan Maya Bhakti Pertiwi.

Sejumlah lagu pop yang dinyanyikannya, antara lain, Rindunya Hatiku (1981), Hatiku Masih Rindu (1982), Daun-daun Kering (1982), Hatimu Hatiku (bersama kakaknya Roy Rumantir, 1983), Terlena (1983), Karnamu (1983), Siapakah Dirimu (1983), Kau yang di Sana (1983), Bukan Salahku, Bukan Juga Salahmu (1984), Manis di Bibir, Pahit di Hati (1984), dan Mengapa Kau Lakukan (1986). Dia juga mencggubah sekaligus menyanyikan sebuah lagu secara konser bertajuk Indonesia Bersinar, Dunia Bersinar (2012).***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun