Toksisitas pada Metil Bromida sangat membahayakan bagi manusia, sehingga pengaplikasian fumigan senyawa ini hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja terlatih. Selain itu, pengaplikasian Metil Bromida juga harus memperhatikan dosis dan konsentrasi serta ruang fumigasi yang harus memenuhi standar tertentu.
Namun, karena efeknya yang merusak lapisan ozon, berdasarkan "Montreal Protocol", penggunaan fumigant Methyl Bromide sudah dilarang sejak tahun 2000.Â
- Fumigan Sulfuryl Fluoride (SF)
Sulfuryl Fluoride (SF) merupakan jenis fumigan yang banyak digunakan untuk mengendalikan hama pada berbagai komoditas selain pangan. SF memiliki toksisitas tinggi dan meninggalkan residu pada produk pangan, sehingga penggunaan SF untuk fumigasi produk pangan tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan.Â
Umumnya SF berbentuk cairan yang dikemas dalam tabung khusus. SF lebih banyak digunakan untuk mengendalikan hama pada kayu seperti rayap kayu, kumbang bubuk, penggerek kayu, tikus, hingga nematoda dan cendawan.
- Fumigan Hydrogen Cyanide (HCN)
Jenis fumigan yang satu ini banyak digunakan perkapalan untuk mengendalikan hama tikus. Namun karena sifat toksisitasnya yang sangat tinggi serta dapat merusak lapisan ozon, penggunaan HCN sebagai bahan kimia untuk fumigasi sangat dibatasi. Oleh sebab itu, jenis fumigan ini sudah sangat jarang ditemukan.
- Fumigan Formaldehida
Formaldehida merupakan jenis fumigan yang biasanya digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu seperti hama atau kutu pada kandang ayam. Penggunaan Formaldehida untuk fumigasi biasanya dicampur dengan Kalium Permanganat (KmnO4) agar menghasilkan reaksi yang optimal untuk mematikan hama atau kutu.
Cara Tepat dan Aman untuk Mengaplikasikan Fumigan
Sebagian besar fumigan bersifat toksik hingga sangat toksik, baik bagi manusia, hewan, maupun lingkungan. Oleh sebab itu, pengaplikasian fumigan untuk fumigasi tidak bisa dilakukan sembarangan dan hanya bisa dilakukan oleh teknisi terlatih. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan saat melakukan fumigasi diantaranya adalah:
- Memastikan Ruang Fumigasi Sesuai Standar
Fumigasi umumnya dilakukan di ruangan tertutup karena sifat gasnya yang mudah menguap. Tidak hanya tertutup, ruang fumigasi juga harus memenuhi standar lainnya, yakni kedap gas dan suhu ruang fumigasi yang harus berkisar antara 10oC hingga 30oC. Suhu ruang di bawah 10oC akan menurunkan efektifitas fumigan, sementara suhu di atas 30oC akan mengakibatkan kerusakan pada komoditas yang difumigasi.
- Melakukan Survey Sebelum Perlakuan Fumigasi
Survey atau verifikasi merupakan upaya yang perlu dilakukan sebelum melakukan fumigasi untuk memastikan kondisi ruang yang akan difumigasi sesuai standar. Selain itu, survey juga perlu dilakukan untuk mengetahui jenis hama serta jenis komoditas yang akan difumigasi.
Beberapa hal yang perlu diverifikasi sebelum melakukan fumigasi diantaranya adalah jenis dan volume komoditas, serta kelayakan lokasi atau ruang yang akan difumigasi. Dengan mengetahui hal-hal tersebut, maka fumigator akan lebih mudah menentukan dosis yang sesuai untuk fumigasi.
- Mempersiapkan Kebutuhan Alat Untuk Fumigasi dan Alat Pelindung Diri (APD) Sesuai StandarÂ