Isu krisis energi menjadi topik unik yang harus diketahui dan dibahas oleh semua pihak, tak terkecuali di lingkungan sekolah. Anak-anak sekolah mesti dipahamkan tentang kondisi terkini yang terjadi di kehidupannya.Energi jelas merupakan sumber daya yang lekat dengan kehidupan mereka, tapi barangkali mereka belum mengerti dari mana asal muasal sumber daya yang selama ini mereka pakai dan bagaimana keberlangsungannya di masa depan.
Misalnya, anak-anak berangkat ke sekolah diantar dengan kendaraan. Kendaraan membutuhkan bahan bakar untuk beroperasi, bahan bakar merupakan salah satu contoh energi. Di kelas, anak-anak memakai kipas angin, memakai LCD proyektor, juga merupakan contoh energi. Akan tetapi, mereka belum sadar betul akan lekatnya pemakaian energi dalam hidup sehari-hari.
Lebih dari itu, anak-anak juga banyak yang belum paham bahwa energi yang sekarang mereka pakai itu bisa habis suatu hari nanti. Mereka memakai sumber daya kadangkala sesukanya, hanya berpikir untuk masa sekarang saja. Tidak jarang ditemui, siswa di kelas masih menyalakan lampu padahal hari sudah terang. Atau ke kamar mandi lalu lupa mematikan keran air hingga airpun luber dan terbuang sia-sia.
Berbekal fenomena tersebut, kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di SMP Negeri 21 Malang mengangkat tema Gaya Hidup Berkelanjutan untuk mensosialisasikan pada siswa tentang krisis energi hingga upaya-upaya penghematan energi. Bertepatan pula dengan Hari Sampah Nasional yang jatuh pada Rabu, 21 Februari 2024, kegiatan P5 diharapkan membuat siswa mau mengikuti ajakan-ajakan untuk menjaga lingkungan secara konsisten sampai menjadi kebiasaan dan pola hidup yang positif. Tidak hanya itu, anak-anak juga diberi materi sosialisasi tentang Ecoenzym yang disampaikan langsung oleh tim dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
Berlangsung selama lima hari, kegiatan di hari pertama hingga ketiga diisi dengan pemantapan materi sekaligus praktik ecoenzym. Di hari keempat, siswa diberi proyek untuk berkelompok kemudian membuat video berisi Kampanye Hemat Energi.
Proses pembuatan video ini membelajarkan banyak hal untuk siswa. Selain memikirkan isi konten videonya, mereka memikirkan juga konsep editing video, belajar percaya diri tampil di depan kamera, belajar mempersuasi penonton, dan menciptakan kolaborasi yang harmonis dalam kelompoknya sampai menghasilkan konten yang berkualitas.
Puncaknya di hari kelima, setiap kelompok mengampanyekan kontennya masing-masing di lapangan di hadapan seluruh siswa kelas VII dan VIII. Â Kampanye Hemat Energi ini dibawakan dengan kreatif oleh para kelompok, seperti dengan membawa mading, bahkan ada yang sambil memakai pakaian dari barang bekas.
Dari segi substansi materi kampanye, rata-rata kelompok menyampaikan cara dan solusi penghematan energi, seperti mematikan lampu di kelas sepulang sekolah/saat hari sudah terang, mematikan keran air kamar mandi selepas digunakan, mendaur ulang barang bekas, memilih untuk berjalan kaki atau bersepeda jika bepergian menempuh jarak dekat, membiasakan diri membuka jendela kelas agar sirkulasi udara berjalan baik, dan lain-lain.
Kampanye Hemat Energi ini diharapkan dapat memberikan dampak berupa membelajarkan siswa untuk selalu melakukan upaya-upaya penghematan energi setiap hari, dan perlahan menjadi kebiasaan hidupnya.
Penulis: Lisa Novita Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H