Mohon tunggu...
Patrick Valdano Sarwom
Patrick Valdano Sarwom Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa ilmu komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa "APMD" Yogyakarta

Menulis, Membaca serta mengembangkan intelektual

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kabut Kecil Membasahi Tanah Moi Sigin Kabupaten Sorong

24 Februari 2023   04:53 Diperbarui: 24 Februari 2023   05:17 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peserta Exposure to Raja Ampat Mr. Trustha, Patrick, dan Jerliyando dari Stube HEMAT Yogyakarta yang melakukan kegiatan di Kampung Wonosobo yang terletak di Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat Daya. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan suatu pengembangan pengetahuan terhadap generasi Papua di daerah kepala burung ini.

Pelatihan ini dibagi menjadi tiga kelas yaitu: kelas anak kecil belajar menggambar untuk melatih kefokusan yang diajarkan oleh Mr. Trustha, kelas tangguh bagaimana anak-anak dapat mengenal ikan-ikan laut dan ikan apa saja yang harus dilindungi yang dipandu langsung oleh Jerliyando, sedangkan kelas remaja bagaimana membaca buku serta menceritakan apa yang telah dibacakan agar dapat melatih kepercayaan diri dan belajar bahasa Inggris, kelas ini dibimbing oleh Patrick.

Dalam kehidupan manusia tidak ada orang yang pintar, tidak ada orang yang bodoh, hanya ada orang sudah tahu dan hanya ada orang yang belum tahu. Jadi yang sudah tahu belajar lagi, dan yang belum tahu optimis lagi untuk mengetahui hal-hal yang belum diketahui.

Pelatihan bahasa Inggris di GKI Eklesia Wonosobo Kabupaten Sorong Papua Barat Daya, adik-adik di sini sangat  antusias, semangat dan optimis untuk mengetahui hal-hal baru, banyak yang tampil untuk menceritakan apa yang telah dibaca dan belajar bahasa Inggris melalui subject, to be, dan objec, serta menyanyikan lagu bahasa Inggris yang menyenangkan.

Ada satu hal yang saya alami dalam kelas remaja yaitu: Pada saat selesai kelas bahasa Inggris, kita  berdoa bersama dalam doa air mata saya tiba-tiba menetes dengan sendirinya... hati ini merasakan goncangan rasa ingin tahu dari anak-anak yang mempunyai suara merdu, berkulit hitam manis ini.  Melihat ada anak-anak Papua yang ingin mau belajar namun terbatas fasilitas.

Saat yang bersamaan ada satu Mama (Ibu) orang Papua,  asli suku MOI Sigin (Orang Sorong) katakan kepada saya "Disini tidak ada TK, guru bahasa Inggris juga tidak ada, mereka belajar bahasa Inggris di SMP belum berjalan dengan baik, akibatnya mereka belum bisa berbahasa Inggris." Saya kembali merasakan hal yang sama... Hanya terdiam mendengar dan melihat situasi di tanah Papua ini.

Pada hal kalau dianalisis dengan seksama pembangunan di sana-sini dan tempat ini adalah ibu kota Provinsi Papua Barat Daya. Tetapi kenapa masih begini, pertanyaan besar untuk saya dan orang yang membaca tulisan ini.?

Sebenarnya dalam membangun bukan fisik bangunan yang terpenting, melainkan manusianya yang tinggal dalam bangunan itu,  sebab membangun manusianya kita sedang membangun bangunan yang megah, yang akan dikerjakan oleh manusia yang tinggal dalam bangunan itu. Sekali lagi apakah mereka merasakan pembangunan itu?, atau mereka tidak tinggal dalam bangunan itu.? Ini menjadi tugas untuk pemerintah melihat hal ini dari berbagai perspektif yang utuh.

Hati ini hanya merasakan hal yang begitu pedih yang terjadi secara khusus di tanah Moi Sigin ini, namun saya berterima kasih kepada Tuhan lewat Stube HEMAT Yogyakarta yang memberikan kesempatan untuk saya sebagai anak Papua melihat hal yang terjadi di tanah saya sendiri, namun bukan saya tinggal diam melainkan saya dan teman-teman Stube HEMAT Yogyakarta bisa melakukan sesuatu yang kecil yang akan bermanfaat untuk anak-anak generasi penerus ini, sesuatu yang kecil itu adalah memberikan setetes air dari kabut pengetahuan itu kepada anak-anak di Wonosobo (Moi Sigin) Kabupaten Sorong.

Pemerintah mempunyai kebijakan tetapi yang terpenting pemerintah mempunyai kebijaksanaan dalam mengambil sebuah keputusan yang akuntabel serta optimal untuk kesejahteraan bersama (masyarakat). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun