Mohon tunggu...
Patricia tiur
Patricia tiur Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas kristen indonesia

seorang mahasasiwa ilmu komunikasi yang memiliki ketertarikan di bidang menulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Demokrasi Indonesia: Peran Teknologi dalam Partisipasi Politik

29 Oktober 2023   13:36 Diperbarui: 29 Oktober 2023   14:03 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi juga telah memungkinkan partisipasi politik yang lebih aktif. Media sosial, seperti Twitter dan Facebook, telah menjadi platform untuk berdiskusi tentang politik, membagikan pandangan, dan mengorganisir kampanye atau protes. Aktivisme online telah menjadi alat penting dalam menggerakkan perubahan sosial dan politik.

Penyelenggaraan pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tersisa dalam hitungan bulan ke depan. Co-Founder What Is Up Indonesia & Co-Initiator Abigail Limuria membuat fitur melalui website bijakmemilih.id. Fitur yang ditawarkan adalah para pengguna bisa mencari informasi tentang rekam jejak partai politik sebagai peserta Pemilu 2024.

bijakmemilih.id 
bijakmemilih.id 

Tercatat ada 16 partai politik tingkat nasional dan 6 partai politik lokal di Aceh. Ada sejumlah informasi yang tersedia dalam fitur tersebut antara lain ideologi partai politik, laman dan sosial media resmi partai politik, sejarah, bakal calon anggota legislatif yang diusung, perolehan suara di daerah, kursi di DPR, tokoh partai politik, termasuk yang terjerat kasus.

Kemajuan era digital dalam partisipasi politik berdampak baik karena membuat masyarakat memungkinkan akses yang lebih mudah terhadap informasi politik dan tindakan politisi. Melalui media media sosial memungkinkan masyarakat untuk dapat mengawasi dan memantau tindakan politisi, sehingga meningkatkan akuntabilitas dan transparansi di bidang politik.

Namun, ada juga beberapa tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi dalam partisipasi politik. Salah satu tantangan utama adalah kesenjangan digital antara mereka yang memiliki akses ke teknologi dan mereka yang tidak. 

Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam partisipasi politik dan memperkuat ketidakadilan sosial. Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk menyebarkan informasi palsu atau propaganda politik yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan.

Dalam konteks Indonesia, perkembangan teknologi telah mempengaruhi partisipasi politik dalam sistem demokrasi. Pada Pemilihan Umum 2019, misalnya, KPU menggunakan sistem pemungutan suara elektronik untuk memudahkan rakyat memberikan suara mereka. Selain itu, media sosial juga memainkan peran penting dalam kampanye politik dan diskusi politik di Indonesia.

kesimpulannya, teknologi telah mempengaruhi partisipasi politik dalam sistem demokrasi. Teknologi dapat memudahkan rakyat untuk berpartisipasi dalam diskusi politik dan memberikan suara mereka. Namun, ada juga tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi dalam partisipasi politik, seperti kesenjangan digital dan penyebaran informasi palsu. 

Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk memastikan bahwa teknologi digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab dalam sistem demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun