Mohon tunggu...
Patricia Govanni
Patricia Govanni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adopt Species: Burung Trulek Jawa

21 Juli 2020   11:13 Diperbarui: 21 Juli 2020   12:31 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Habitat burung ini yaitu wilayah rawa yang luas atau bahan yang basah. Burung ini diduga ditemukan di beberapa daerah di pulau Jawa, di antaranya adalah hutan Sawangan (Jawa Tengah), hutan Gunung Ungaran (Jawa Tengah), Taman Nasional Meru Betiri (Jember, Jawa Timur), Lumajang (Jawa Timur), dan Pegunungan Halimun (Jawa Barat).

Burung Trulek Jawa ini dapat punah karena beberapa faktor yang disebabkan oleh kegiatan manusia. Lahan basah di Indonesia yang merupakan habitat burung ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai wilayah agro-industry farming atau lahan pertanian. Selain itu, dimanfaatkan juga sebagai budidaya air tawa atau disebut juga tambak. Lahan basah ini juga dimanfaatkan sebagai pemukiman penduduk. 

Pengetahuan dan penyuluhan masyarakat yang minim membuat masyarakat yang terus memanfaatkan lahan basah tanpa memikirkan resikonya, hanya memikirkan keuntungannya. Lahan basah di Indonesia yang semula 20% dari luas daratan yang luasnya mencapai 40 juta hektar. Para penduduk juga sering memburu dan menangkap burung ini untuk dijualbelikan, sehingga populasi burung ini terus menerus menurun.

Saat ini, populasi burung Trulek Jawa diduga masih ada di alam. Walaupun belum ada yang dapat menemukan, tetapi setidaknya kepunahan burung ini masih dapat dicegah. Salah satu caranya yaitu menyediakan lahan atau tempat konservasi bagi burung ini. Selain itu, menegaskan hukum yang ada tentang perburuan dan penangkapan satwa.

KESIMPULAN
Populasi burung Trulek Jawa (Vanellus macropterus) berkisar antara 0 -- 49 individu dan memiliki status Critically Endangered-Possibly Extinct. Oleh karena itu, masyarakat dan pemerintah Indonesia harus segera bekerja sama untuk mempertahankan populasi burung ini agar tidak akan punah dengan cara memperluas habitat aslinya yaitu lahan basah atau rawa-rawa, mempertegas hukum yang ada dan membuat inseminasi buatan. Sungguh disayangkan apabila burung ini punah dan hanya terdapat awetannya saja di museum.

REKOMENDASI
Pengetahuan dan penyuluhan masyarakat masih kurang. Oleh karena itu, lebih baik diselenggarakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah agar masyarakat dapat mengetahui resiko yang dapat terjadi apabila pemanfaatan ini dilakukan secara berlebihan. Jika masyarakat dapat sadar akan resiko tersebut, maka lahan basah tidak akan terus menerus menyusut sehingga kemungkinan populasi burung Trulek Jawa dapat naik.
Untuk menaikan populasi burung ini, dapat dibangun tempat penangkaran bagi burung tersebut. Selain tempat penangkaran, lahan basah yang ada dapat diperluas agar burung Trulek Jawa ini dapat tinggal. Apabila lahan basah diperluas, maka kumbang air, siput dan larva serangga yang merupakan makanan burung ini dapat tinggal disana, sehingga burung ini dapat berkembangbiak pada lahan basah ini dengan baik tanpa kekurangan makanan.
Burung Trulek Jawa ini dilindungi oleh peraturan Indonesia dalam Keputusan Menteri Pertanian No. 757/Kpts/Um/12/7/1979 dan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 yang berisi tentang Pengelolaan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta Habitatnya. Untuk mencegah punahnya populasi burung ini, hukum tersebut dapat lebih ditegaskan lagi dan dapat ditambahkan sanksinya sehingga hukum ini dapat lebih ditaati oleh masyarakat.
Untuk meningkatkan populasi burung ini, dapat dilakukan juga inseminasi buatan. Karena populasi burung ini sudah sangat sedikit, maka dapat diambil masing-masing dari burung jantan dan burung betina 1 ekor. Setelah itu, dilakukan inseminasi buatan dengan cara diambil sel sperma pada burung jantan dan dimasukan ke dalam rahim burung betina. Hal ini dilakukan untuk mempercepat perkawinan burung ini tanpa menunggu masa kawin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun