Freeport adalah sahabat lama kita yang ketika terjadi pergantian rezim di awal dekade 70-an dan ekonomi nasional kita masih lemah, dialah investor asing pertama yang berani berinvestasi di Papua, suatu wilayah yang minim dan bahkan dapat dikatakan minus infrastruktur. Kehadirannya di Papua telah menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusinya bagi penerimaan negara berupa pajak.
Mungkin dalam perjalanan 50 tahun ini ada hal-hal yang menurut penilaian kita tidak sesuai lagi atau perlu diperbaiki. Mari kita membicarakannya dalam suasana persahabatan karena Freeport bukan musuh kita tetapi sahabat lama yang sangat memahami dan mempercayai kita.
Mudah-mudahan sebelum berakhirnya enam bulan yang ditargetkan pemerintah untuk bernegosiasi sudah akan tercapai suatu win-win solution. Dalam urusan ini kita semua mengandalkan kecerdasaan dan kearifan para perunding baik dari pihak pemerintah maupun dari pihak management Freeport untuk menyelesaikan urusan ini.
Selamat berunding!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H