Mohon tunggu...
Simon Morin
Simon Morin Mohon Tunggu... Freelancer - Politisi Indonesia dari Papua

Mantan Anggota DPR-RI (1992 - 2009) Mantan Anggota DPRD Province Irian Jaya (1982 - 1992) Mantan Pegawai negeri sipil daerah Irian jaya (1974 - 2004)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Freeport Bermanfaat bagi Orang Asli Papua?

9 April 2017   14:28 Diperbarui: 11 April 2017   01:30 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Program-program strategis dan prioritas

Freeport memandang pendidikan sebagai salah satu aspek penting dan faktor kunci untuk mempersiapkan masyarakat asli Papua menghadapi perobahan tersebut terutama generasi muda di area operasi pertambangan. Selain memberikan ribuan bea siswa (9.500 beasiswa) bagi pelajar dan mahasiswa agar dapat melanjutkan pendidikannya di Papua, di luar Papua dan 67 beasiswa untuk pendidikan di luar negeri serta pendirian Istitut Pertambangan Nemangkawi untuk melatih orang asli Papua agar trampil menjadi pekerja tambang yang handal. Perusahaan juga membangun empat sekolah berasrama untuk menampung anak-anak dari desa-desa terpencil di sekitar areal pertambangan agar tidak tertinggal dalam memasuki dunia moderen yang hanya bisa dimasuki melalui pintu pendidikan. Inilah langkah-langkah strategis dari perusahaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia orang asli Papua. Selain pendidikan, perusahaan juga memandang pembangunan kesehatan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan rumah sakit untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada suku Amungme dan Kamoro serta lima suku kerabat lainnya baik di kawasan pegunungan maupun di dataran rendah. Kesehatan merupakan hal yang dinilai sangat penting oleh perusahaan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatnya serta mengatasi berbagai macam penyakit serta berbagai masalah kesehatan lainnya yang dihadapi masyarat seperti malaria, TB, kesehatan ibu hamil. Sebagai gambaran, pada tahun 2015 Rumah Sakit Mitra Masyarakat di dataran rendah mendapat kunjungan pasien sebanyak 123.343 orang sedangkan rumah Sakit Waa Banti di dataran tinggi serta klinik umum dan spesialis yang ada mendapat kunjungan pasien sebanyak 58.010 orang. Dibandingkan dengan jumlah penduduk seluruh kabupaten Mimika yang diperkirakan berjumlah 300.000 orang dapat diasumsikan bahwa lebih dari separuh penduduk Kabupaten Mimika mendapat pelayanan kesehatan melalui bantuan perusahaan.  Angka-angka ini dari tahun ke tahun terus meningkat sebagi indikasi  tumbuhnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Kasus-kasus malaria mengalami penurunan yang drastis antara tahun 2011 – 2014 sampai mencapai 70% sedangkan angka keberhasilan pengobatan TB mencapai keberhasilan 99%. 

Program-program pengembangan ekonomi masyarakat Amungme dan Kamoro dengan 5.890 kelompok usaha yang sebagian besar terdiri dari kaum perempuan dengan total bantuan Rp 192 miliar terus dilakanakan oleh perusahaan melalui Yayasan Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme Kamoro yang mengelola dana 1% dari keuntungan kotor perusahaan yang setiap tahunnya mencapai miliaran rupiah. Selain itu dilaksanakan pengembangan ekonomi berbasis desa meliputi pengembangan 181 ha lahan kakao di dataran rendah dan 33,4 ha lahan kopi di kawasan pegunungan. Demikian juga usaha perikanan dan peternakan.

Sejak tahun 1992 – 2015 perusahaan juga mengucurkan dana sebesar US$ 1,4 miliar untuk kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat sebagaimana diuraikan secara singkat di atas. 

Selain pengembangan masyarakat, perusahaan juga terus menciptakan lapangan kerja bagi orang Indonesia pada umumnya dan orang asli Papua pada khususnya. Berdasarkan data tahun 2015, Freeport telah memberi lapangan pekerjaan bagi 32.416 karyawan terdiri dari Karyawan langsung Freeport sebanyak 12.085 orang, yang terdiri dari karyawan non Papua sebanyak 7.612 orang dan karyawan Asli Papua sebanyak 4.321 orang. Sedangkan karyawan yang bekerja pada perusahaan mitra, kontraktor dan hasil didikan Institut Pertambangan Nemangkawi yang sedang magang sebanyak 20.321 orang termasuk karyawan Asli Papua sebanyak 3.598 orang. Dengan demikian maka karyawan asli Papua yang memperoleh pekerjaan di Freeport dan para mitra dan kontraktornya berjumlah 7.919orangyang dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejak tahun 1996 Freeport terus berkomitmen untuk meningkatkan jumlah karyawan Papua baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Saat ini 6 orang asli Papua telah menduduki jabatan sebagai Vice President, 40 orang asli Papua telah menduduki jabatan sebagai manager dan senior staff.

Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) terus memainkan peran penting dalam mempersiapkan dan meningkatkan jumlah karyawan asli Papua yang bekerja di Freeport maupun di kontraktornya. Sejak didirikan pada tahun 2003, kebijakan IPN adalah memberi kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi orang asli Papua dengan komposisi asli Papua 91% dan non-Papua 9%. IPN sudah menghasilkan 3.855 siswa magang dan 2.353 lulusannya sudah bekerja di Freeport dan perusahaan kontraktornya. Melalui IPN masyarakat asli Papua mendapat kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan perilaku profesional di bidang operasi dan penunjangnya dengan masa belajar 3 tahun dengan 4 bulan masa belajar off-job dan 8 bulan on-job.

Dengan demikian Freeport merupakan pemberi lapangan kerja terbesar bagi masyarakat asli Papua di luar sektor Pemerintah Daerah. Melalui Freeport orang asli Papua memperoleh kesempatan untuk meningkatkan ketrampilannya di sektor pertambangan moderen dan memperoleh pekerjaan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Peluang seperti itu hanya bisa tercipta karena perusahaan ini berada di Papua dan punya komitmen untuk melibatkan orang asli Papua sebagai wujud dari komitmen para pemimpinnya. Orang asli Papua terus diberdayakan sehingga berperan serta dan melalui pekerjaannya mereka dapat membiayai pendidikan anak-anaknya di lembaga-lembaga pendidikan yang berkualitas baik di dalam negeri maupun di luar negeri dan bahkan sesuai budaya Melanesia mereka juga dengan gajinya yang cukup, ikut membiayai anggota keluarga besarnya yang masih kurang beruntung di kampong-kampong termasuk ikut membiayai anak-anak mereka yang sedang bersekolah. Kehadiran Freeport telah menjadikan Kabupaten Mimika suatu pusat pertumbuhan ekonomi baru di bagian selatan Papua, suatu daerah yang sebelumnya hanya berpenduduk kurang dari 1000 orang dan berstatus kecamatan atau distrik tanpa infrastruktur. Sekarang, setelah PT Freeport beroperasi di wilayah ini, telah terbangun berbagai infrakstuktur yang memadai untuk menunjang tugas-tugas pemerintahan demi memajukan masyarakatnya.

Catatan-catatan ini masih banyak lagi namun dalam tulisan ini hanya difokuskan kepada pengembangan masyarakat yang selama ini oleh sementara pihak seolah-olah dianggap tidak pernah menjadi keperdulian perusahaan. Pengembangan masyarakat dan kemajuan yang dicapai tidak semuanya dapat dikuantifikasi karena ada yang bersifat kualitatif. Kita misalnya sulit mengukur hasil pendidikan dan perbaikan kesehatan rakyat dengan  efek gandanya di masa depan. Demikian juga kontribusi yang telah diberikan untuk memungkin lahirnya suatu kabupaten baru. Hal-hal ini ditulis  untuk memberitahukan bahwa Freeport sesuai porsi tanggung-jawabnya akan terus bersama pemerintah membangun Papua sebagai wujud tanggungjawab kemanusiaan yang sudah menjadi komitmennya. Freeport tidak mungkin mengambil alih tugas-tugas pemerintah dalam mengurus rakyat tetapi akan selalu merupakan partner terpercaya untuk ikut memberikan dukungannya demi memajukan rakyat Papua. 

Freeport sadar banyak yang masih harus dikerjakan untuk memajukan masyarakat asli Papua dan dalam memasuki fase perkembangan berikutnya Freeport tetap akan bekerja berdampingan dengan pemerintah sebagai partner terpercaya untuk bahu membahu melaksanakan tugas mulia ini. 

Penulis,

Simon Patrice Morin,

mantan anggota DPR-RI

Tinggal di Papua/Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun