Latar Belakang
Determinisme merupakan sebuah keyakinan filsafat yang menyatakan bahwa setiap kejadian merupakan hasil dari akibat kejadian sebelumnya. Artinya ada hubungan kausalitas dalam memahami determinisme. Determinisme bisa diartikan sebagai kausalitas. Sehingga bisa dikatakan bahwa setiap tindakan dan kejadian, terkhusus yang dilakukan oleh manusia, ditentukan juga oleh faktor alam. Menurut Charles Darwin dalam teori evolusinya, menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami perkembangan secara berkesinambungan.
Dalam prosesnya, makhluk hidup berkembang sesuai dengan seleksi alam. Hal itu berarti bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi akan terseleksi oleh alam. Bisa dapat dikatakan bahwa peran alam dalam perkembangan makhluk hidup sangat penting. Bisa dapat dikatakan bahwa manusia sebagai makhluk hidup tidak memiliki kebebasan dalam bertindak. Hal itu lantaran terdapat suatu hal yang mengikat dan membuat manusia itu tidak bisa bertindak sebebasnya. Determinisme seakan memberi gambaran bahwasanya kehidupan yang kita jalani saat ini merupakan sudah kehendak Tuhan dan kita tidak bisa bertindak sebebasnya kita. Determinisme bisa dikatakan sebagai sebuah klaim bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan mampu diidentifikasi dalam satu rangkaian yang sama dan tidak ada satu rangkaian yang terputus.
Determinisme Politik
Dalam perkembangan sejarah determinisme, ada banyak jenis determinisme tergantung dari kondisi apa yang menjadi faktor penentu dari suatu tindakan atau keadaan. Kasus yang saya ambil dalam menganalisa determinisme yaitu pada isu ketahanan pangan di Indonesia. Pangan merupakan kebutuhan setiap masyarakat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa.
Determinisme yang menjadi penentu dalam hal persoalan ketahanan pangan yang terjadi saat ini di Indonesia merupakan determinisme politik dan lingkungan. Keduanya saling berkaitan sehingga mampu menjadi penentu dalam persoalan ketahanan pangan. Menurunnya ketersediaan pangan di Indonesia, bisa kita analisis bahwa salah satu penyebabnya karena adanya gejolak politik yang terjadi terlebih di indonesia pada masa kini. Semenjak pemilihan presiden 2024, pemerintah hanya fokus kepada dinamika politik pilpres 2024. Sedangkan, hak serta kebutuhan dasar masyarakat Indonesia yaitu pangan sangat dikesampingkan. Ditambah lagi, menurut Ronnie S. Natawidjaja,Ketua Pusat Riset Pangan Berkelanjutan – Universitas Padjadjaran, menyatakan bahwa ketahanan pangan bisa disebabkan karena faktor geopolitik yang masih marak terjadi di dunia.
Determinisme Lingkungan
Ketahanan pangan bisa berakibat dari determinisme lingkungan. Hal itu karena faktor cuaca bisa menjadi penentu dalam ketahanan pangan. Perubahan iklim dan juga pemanasan global mampu menyebabkan kekeringan pada sektor bahan produksi seperti misalnya padi. Fenomena tersebut tidak bisa dihindari dan akan terus berlanjut apabila manusia sebagai aktor dalam penggerak kehidupan terus melakukan hal-hal yang dapat merugikan ekosistem. Kita dapat mengetahui bahwa determinisme lingkungan juga berkaitan dengan determinisme perilaku. Artinya, perilaku manusia dapat memicu terjadinya fenomena kerusakan alam yaitu la nina dan el nino.
Citation:
Hidayat, Manarul. “Kajian Determinisme Lingkungan terhadap Budaya Pangan di Indonesia.” Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains.
“Isu Ketahanan Pangan sebagai Prioritas Kebijakan dari Calon Pemimpin Bangsa.” BRIN, 22 December 2023, https://www.brin.go.id/news/117245/isu-ketahanan-pangan-sebagai-prioritas-kebijakan-dari-calon-pemimpin-bangsa. Accessed 2 July 2024.
