Obat obatan, banyak obat obatan yang tidak tersedia, bahkan kadang kadang obat obat tertentu bisa kosong dalam waktu cukup lama. Kadang jika terjadi wabah diare disuatu daerah , persediaan infus dipuskesmas terbatas demikian juga di kabupaten. Sehingga sering ada anekdot pasien bisa diinfus dengan air kelapa. Anekdot yang muncul akibat keterbatasan kita.
Satu hal mungkin ikut berperanan sehingga kualitas pelayanan kesehatan rendah di Fasilitas Layanan Primer adalah Penghargaan dari Negara kepada mereka yang bertugas di daerah terpencil dan sangat terpencil. Mereka bertugas disana dengan segala keterbatasan dan penghargaan dan penggajian yang terbatas.Â
Yang lebih memilukan adalah konsep perjalanan karir mereka sesudah selesai bertugas didaerah sangat terpencil. Penulis menerima keluhan dari salah seorang peserta yang mengabdi dengan ikut program Nusantara sehat yang sedang digalakkan pemerintah. Pada saat selesai menjalani program tersebut, mereka tidak punya cukup uang untuk melanjutkan pendidikan. Kurang apa nasionalis mereka dalam pengabdian. Tetapi untuk melanjutkan pendidikan spesialis tidak cukup dibayar hanya dengan bukti nasionalis. Perlu uang sebagai bukti kesiapan pendidikan dan melanjutkan hidup. Sekolah dan makan tidak dapat dibayar dengan hanya mengandalkan piagam penghargaan. Akibat dari penghargaan yang kurang maka tidak ada dokter yang mau bertugas lama, karena hidup berjalan terus dan biaya yang dibutuhkan semakain besar.
Agaknya Pemerintah perlu memikirkan lagi hal ini. Apakah memang perlu sopir mobil yang mampu membawa truk gandeng dengan SIM B2 Umum atau cukup sopir dengan kemampuan wajar tetapi menggunakan mobil bagus sehingga mobilnya mampu berjalan optimal.
Demi untuk Indonesia yang lebih baik diperlukan kedewasaan kita bersama, saling mengalah dan saling memberikan yang terbaik bagi bangsa dan rakyat Indonesia serta dunia kedokteran. Ini bukanlah pertempuran antara David dan Goliath. Ini bukanlah pertempuran kalah menang. Ada kecenderungan kearah sana saat ini. Kementerian pasti tidak akan mengalah karena menyangkut Program , Proyek yang sudah dianggarkan, Kegagalan melaksanakan program dan proyek tentu saja akan merusak reputasi mereka.
Diperlukan turun tangan Legislatif dan Bapak Presiden yang kita yakini bisa melihat dengan mata fisik yang lebih jernih. Karena menggunakan mata hati maka emosi lah yang lebih menonjol.
Demi untuk Indonesia yang lebih baik, kami sebagai dokter yang pernah bertugas di Fasilitas Layanan Primer menyatakan bahwa prioritas saat ini adalah memperbaiki system. Itulah tugas Kemenkes. Kualitas dokter yang rendah biarlah Kemenristekdikti yang memperbaiki dengan revisi kurikulum, bukan dengan menambah masa pendidikan
Jakarta, 25 September 2016
Patrianef Patrianef
Sekjen P-PDIB ( Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu)
Seorang Spesialis, Subspesialis dan Konsultan