Perhatikanlah kegetiran di balik keceriaan wajahnya saat menghadiri pesta pernikahan temannya. Getir karena kesibukan menjadi residen belum sempat mencari pasangan hidup.
Lihatlah warna baju jas mereka yang kusam di balik kegagahan mereka memakai jas putih, jas snelly yang dicuci dengan menggunakan laundry kiloan dan murahan.
Lihatlah sepatu mereka yang sudah habis telapak kakinya karena kecapean dibawa berlari-lari sepanjang koridor rumah sakit. Lihatlah warna sepatu mereka yang tak sempat disepuh dengan menggunakan semir karena buru-buru mengejar panggilan gawat darurat.
Lihatlah kosmetik murahan dan asal asalan di wajah mereka karena tidak mampu membeli yang mahal.
Agak berlebihan kesannya, tetapi itulah faktanya. Itulah cerita tentang seorang dokter yang hanya dibayar dan digaji dengan harapan. Suatu fakta yang terjadi bumi Indonesia yang katanya kaya-raya.
Tulisan ini didedikasikan untuk sejawat kami Residen Anestesi Peserta PPDS Anestesi FK UGM yang mengalami kecekaan lalu lintas saat bersepeda di “tempat tugas”-nya RS Bajawa NTT dan saat ini mengalami koma. Mudah-mudahan beliau dipulihkan kembali dan dapat memenuhi keinginan dirinya dan keluarga menjadi seorang dokter anestesiologi. Amin
Jakarta, 21 May 2016.
Dr. Patrianef Patrianef
Staf Pengajar Program Pendidikan Spesialis 1 Ilmu Bedah