Mohon tunggu...
Patrianef Patrianef
Patrianef Patrianef Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Spesialis Bedah di RS Pemerintah

Patrianef, seorang dokter spesialis bagi pasienku. Guru bagi murid muridku. Suami bagi istriku dan sangat berbahagia mendapat panggilan papa dari anak anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

BPJS Menggunakan Asuransi Mandiri Inhealth

8 Maret 2016   07:07 Diperbarui: 4 April 2017   16:48 3662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Meminjam istilah yang dipakai dr Yusdeny Lanasakti, tiada dusta diantara kita, saya perlu menyampaikan kembali beberapa fakta tentang BPJS yang menggunakan fasilitas Asuransi Mandiri Inhealth. Saya juga ingin menyampaikan beberapa fakta yang cenderung diputarbalikkan sehingga tidak ada kejujuran dari BPJS kepada publik. Bahasa kasarnya memang ada dusta diantara kita dan BPJS.


 1. BPJS selalu menyampaikan dasar dasar hukum legalitas mereka menggunakan asuransi inhealth. Setiap warganegara berhak menggunakan asuransi kedua. Secara legalitas nggak ada yang salah, legal. Tetapi dari sisi kepantasan dan etika ada yang dilanggar karena BPJS adalah pelaksana Asuransi Jaminan Kesehatan Nasional. Letak etika bukan pada tataran benar atau salah, tetapi lebih pada tataran pantas atau tidak. Nilai nilai kemanusiaan meletakkan etika lebih tinggi daripada hukum. 


 2.Setiap warganegara berhak menggunakan asuransi kedua. Asuransi dengan menggunakan skim COB Mandiri Inhealth BPJS dasar kepersertaannya adalah perusahaan, bukan individu. Kata warga negara menyatakan individu. Kepersertaan BPJS bukanlah orang perorang tetapi seluruh karyawan perusahaan. Miris karena mereka menggunakan uang rakyat yang dialokasikan untuk Jaminan Kesehatan Nasional dan mereka ambil sebagian untuk memproteksi diri mereka menggunakan asuransi swasta. 


 3.Karyawan BPJS juga menggunakan rujukan dan ikut antrian. Kebohongan yang seharusnya tidak boleh disampaikan, karena informasi sekarang banyak beredar di internet. Salah satu alasan penggunaan skim COB Mandiri Inhealth adalah menghindarkan antrian . Kelebihan apakah yang dimiliki karyawan BPJS sehingga mereka menghindari antrian. Harusnya mereka ikut antrian dan kalau menurut mereka hal itu mengganggu sehingga mereka tidak mau menjalaninya , hal yang sama juga berlaku bagi peserta BPJS. Mereka juga tidak nyaman ikut antrian. Jalan keluarnya bukanlah menghindari antrian, tetapi menciptakan prosedur yang manusiawi, yang mengedepankan manusia sebagai human. Manusia bukanlah hewan.


 4. BPJS menggunakan proteksi mandiri inhealth hanya untuk proses, bukan keuntungan medis. Lho memang benar bagi pasien yang sangat tidak manusiawi itu adalah proses untuk pelayanan BPJS. Alih alih memperbaiki prosesnya, BPJS menghindar dari proses yang mereka ciptakan sendiri.


 5. BPJS tidak mempunyai prosedur rujukan keluar negeri. Skim COB mandiri inhealth BPJS mempunyai jalur pengobatan keluar negeri. Ini salah satu keuntungan yang mereka tawarkan. Alih alih memperbaiki kualitas pelayanan mereka, BPJS lebih suka mengirim para petingginya keluar negeri jika sakit.


 6. BPJS menyampaikan kasus karyawannya yang berobat menggunakan skim JKN melalui TV malah. Kebohongan akan melahirkan kebohongan berikutnya. Kata " ada" ditonjolkan untuk menutupi fakta banyaknya karyawan BPJS menggunakan inhealth dalam berobat. Berita satu karyawan yang melahirkan didaerah menggunakan JKN digoreng sehingga menimbulkan kesan seluruh karyawan BPJS hanya menggunakan skim JKN. Sudah banyak bukti mengenai hal ini. Karyawan BPJS lebih nyaman menggunakan Mandiri Inhealth ketimbang JKN.


 7. BPJS menjual dan mengelola produk yang bernama Jaminan Kesehatan Nasional. Dimana letak nasionalis BPJS sehingga lebih senang menggunakan produk swasta yang tentu saja tidak bisa mengklaim kata nasional ini. BPJS berlaku seolah olah perusahaan swasta


 8. BPJS melalui websitenya menulis dihalaman depan kalau tidak salah kalimat " Karyawan BPJS menggunakan asuransi JKN". Suatu kebohongan diikuti kebohongan lain.Harusnya ditulis BPJS menggunakan asuransi Mandiri Inhealth BPJS. Tulis lengkap . Karena bagaimanapun pastinya Mandiri Inhealth juga ingin promo gratis dari BPJS hiks hiks . Ayo jujurlah kepada publik. Tolong pasang spanduk dan baliho di pertigaan jalan, di mall, di RS. " Kami karyawan BPJS menggunakan skim asuransi BPJS- Mandiri Inhealth". Jangan ada dusta diantara kita.


 9. BPJS melalui pegiat pegiatnya di media sosial mengkampanyekan " Ayo dukung JKN berkeadilan". Lho anda sebagai pelaksana secara tidak langsung artinya sudah menyatakan bahwa skim JKN itu tidak adil. Harusnya kampanyenya jangan di medsos dong. Sebagai pelaksana tidak etis jika anda menyampaikan kepada publik. Jika memang JKN tidak adil harusnya anda sampaikan di forum tertutup ke regulator. Itu namanya menepuk air didulang, terpercik muka sendiri. Mudah mudahan kampanye itu hanya pandai pandai pegiat pegiat penyokong BPJS saja.


JKN adalah skim asuransi nasional yang harus didukung dan diperbaiki bersama sama. Perbaikan harus dimulai dari dalam. Untuk itu seluruh karyawan BPJS harus menggunakan hanya skim JKN dan tidak boleh berobat keluar negeri. Jika petinggi BPJS mempunyai jalur berobat keluar negeri maka anak anak bangsa.yang lain juga harus diberi akses sama. Apakah karyawan BPJS.memang anak anak bangsa terpilih sehingga diperlakukan berbeda dengan anak bangsa lain. Tolong jelaskan kepada publik apa sih hebatnya BPJS sehingga Pimpinan BPJS perlu melindungi seluruh karyawannya dengan Mandiri Inhealth. 


Memang karyawan BPJS luar biasa, sehingga verifikator administrasi bisa menjadi verifikator medis dan melebihi kewenangan dokter. Dua jempol buat anda karyawan BPJS. Anda layak mendapatkan bintang dan layak didouble proteksi. Pimpinan BPJS ,anda telah dengan luar biasa melaksanakan JKN. Sehingga anda berhak berobat diluar negeri jika sakit.  Ayolah jujur kepada bangsa ini. Mari sama sama kita perbaiki JKN. Jangan ada yang merasa lebih superior dibandingkan yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun