Benyamin Sueb menjadi pelaku industri musik yang cemerlang dari Betawi, tidak hanya sebagai penyanyi namun juga aktor, pelawak dan sutradara. Sejak usia muda telah tertarik dengan dunia seni, beberapa lagunya berhasil menyita perhatian publik apalagi setelah duetnya dengan Ida Royani yang sukses menyaingi Lilies Suryani yang sangat terkenal pada saat itu. Kreativitas Benyamin Sueb juga melahirkan sebuah Orkes Gambang Kromong yang berhasil mengalihkan perhatian publik dari musik-musik barat. Dari Maluku juga muncul duet musisi populer bernama Pattie Bersaudara. Lagu duet populer mereka yang juga berhasil menarik perhatian publik adalah "Dondong Apa Salak". Kepiawaiannya dalam teknik bermusik, aransemen dan vokalnya menjadi nilai tersendiri yang membuatnya menggeser popularitas musik barat.
Musik bertema perjuangan dan nasionalisme juga turut mewarnai industri musik di Indonesia pasca pelarangan ini. Hal itu turut dipengaruhi situasi Indonesia yang tengah berjuang merebut Irian Barat dari Belanda dan konfrontasi dengan Malaysia. Musik-musik perjuangan itu diharapkan dapat meningkatkan semangat, nasionalisme dan moral para pemuda-pemudi untuk berjuang melawan imperialisme dan kolonialisme. Pada tahun 1960-an Lilies Suryani membuat sebuah lagu khusus untuk Presiden Soekarno yang berjudul “Oentok Paduka Jang Mulia Presiden Soekarno.” Pada tahun 1963, Balai Pustaka menerbitkan tujuh lagu perjuangan yang ditetapkan sebagai lagu wajib nasional, yaitu:
- Indonesia Raya (W.R. Supratman)
- Maju Tak Gentar (Cornel Simanjuntak)
- Halo-halo Bandung (Ismail Marzuki)
- Rayuan Pulau Kelapa (Ismail Marzuki)
- Bagimu Negeri (Kusbini)
- Satu Nusa Satu Bangsa (Libery Manik)
- Berkibarlah Benderaku (Ibu Sud)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H