1. Teknik pertama adalah audit berbasis jejak.
Teknik ini biasanya dibangun langsung ke dalam kapabilitas asli Database Management System (DBMS). Fasilitas DBMS memungkinkan DBA untuk melacak penggunaan atau user database. DBMS akan menghasilkan jejak audit dari operasi database. Audit yang dilakukan terhadap sistem operasi database akan menghasilkan  jejak audit terkait dengan informasi database, objek database apa yang terkena dampak, siapa yang melakukan operasi, dan kapan. Bergantung pada tingkat audit yang didukung oleh DBMS, catatan aktual tentang data apa yang sebenarnya berubah juga dapat direkam. Meskipun setiap DBMS menawarkan kemampuan audit yang berbeda, namun secara umum berikut adalah beberapa item yang dapat diaudit oleh fasilitas audit DBMS:
a. Â Upaya login dan logoff (upaya berhasil dan tidak berhasil)
b. Â Server database dimulai ulang
c. Â Perintah yang dikeluarkan oleh pengguna dengan hak istimewa administrator sistem
d. Â Pelanggaran integritas yang dicoba (di mana data yang diubah atau dimasukkan tidak cocok dengan referensial, unik, atau batasan cek)
e. Â Pilih, masukkan, perbarui, dan hapus operasi
f. Â Eksekusi prosedur yang disimpan
g. Â Upaya gagal untuk mengakses database atau tabel (kegagalan otorisasi)
h. Â Perubahan pada tabel katalog sistem
i. Â Operasi tingkat baris