Mohon tunggu...
ANGGI PATRA
ANGGI PATRA Mohon Tunggu... -

You are what do you think

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kontribusi Analisis Eksistensial terhadap Praktik Psikolgi

29 September 2014   07:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:07 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah “eksistensial” berasal dari akar kata ex-sistere, yang secara literal berarti bergerak atau tumbuh keluar. Dengan istilah ini hendak dikatakan oleh para eksistensialis bahwa eksistensi manusia seharusnya dipahami bukan sebagai kumpulan subtansi – substansi, mekanisme – mekanisme, atau pola – pola statis, melainkan sebagai “gerak” atau “menjadi”, sebagai sesuatu yang “mengada”.

Analisis eksistensial sendiri merupakan sustu metode atau pendekatan yang digunakan untuk mengungkap eksistensi individu secara utuh dan menyeluruh.

Awal kemunculan analisis eksistensial dapat dikatakan sebagai reaksi ketidakpuasan beberapa psikiater dan psikolog terhadap teori dan praktik psikoanalisis di Eropa Barat ( terutama di Jerman, Perancis dan Belanda ) dan Behaviorisme di Amerika Serikat. Mereka tidak puas dengan landasan filsafat vitalisme dan materialisme . vitalisme menempatkan manusia sebagai bagian dari organisme, yang berprilaku karena ada dorongan biologis ( naluri atau id ). Materialsime menempatkan manusia sebagai bagian dari materi / dan atau alam ( nature ), yang berperilaku karena adanya rangsangan ( stimulus ) dari luar dirinya. Ini berarti bahwa, menurut kedua paham tersebut, manusia bukan saja tidak bersifat unik, atau sama dengan organisme – organisme lainnya, tetapi juga tidak memiliki nilai spiritual.

Salah satu kontribusi besar dari pendekatan eksistensial adalah mengembangkan serta memunculkan kualitas manusia pada hubungan terapis. Aspek ini memperlihatkan bahwa manusia memiliki potensi, kelebihan, kemampuan atau kemampuan positif lainnya sehingga tidak selalu harus dengan cara yang ‘mekanis’ dalam proses terapi. Konselor eksistensial menolak gagasan dari therapy objective dan jarak profesional, karena mereka memandang itu tidak menolong / kurang menolong. Eksistensial menunjukkan kebebasan dan kemampuan serta kapasitas seseorang untuk menyusun kembali hidupnya dengan cara memilih segala pilihan dengan penuh kesadaran (awareness).

Inti terapi eksistensial adalah hubungan antara terapis dan  klien. Ahli terapi eksistensial lebih banyak mendengarkan, tapi kadang-kadang mengekspresikan pikiran mereka sendiri, pengalaman, bahkan emosi. Eksistensial dipandang sebagai sebuah dialog, dan bukan monolog oleh terapis, ataupun monolog oleh klien. Namun, analisis eksistensial sebagian tujuannya berupa otonomi klien. Adapun kontribusi yang telah diberikan ekistensial pada terapi yakni adanya integrasi dalam terapi, berikut penjelasannya:

• Subjektivitas pada klien adalah kunci untuk memahami perubahan yang signifikan pada hidupnya

• Kehadiran yang rutin dan komitmen dari kedua belah pihak (klien dan terapis) dalah hal yang penting dalam life-changing therapy

• Tujuan utama dari terapi adalah untuk menolong klien mengenali dirinya sendiri dalam hal menemukan berbagai macam cara untuk menyusun kesadaran dan perilakunya

• Kunci dari terapi adalah bagaimana klien menggunakan kesempatan dalam terapi untuk introspeksi dan merubah hidupnya

• Klien akan menjadi lebih sadar akan segala pilihan- pilihan hidupnya dan dengan dunianya, mereka juga bisa melihat berbagai alternatif baru untuk pilihan dan perilakunya

• Pada situasi yang melibatkan transference dan countertransference, terapis memiliki kesempatan atau peluang untuk memberikan model / contoh yang dibutuhkan klien dengan pertanggung jawaban dari terapis ketika terapis menyuruh klien untuk melakukan hal yang sama.

Seperti orang tua yang mengajarkan anaknya untuk naik sepeda, pada awalnya orang tua mencoba untuk membantu menahan dan memegang, tetapi akhirnya kemudian orang tua tersebut harus membiarkan anak nya pergi mengayuh sepeda sendiri. Mereka mungkin bisa jatuh, tetapi jika orangtua tidak pernah membiarkan nya pergi sendiri, mereka tidak pernah akan belajar untuk naik sepeda.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal.2007.Analisis Eksistensial:sebuah pendekatan alternatif untuk psikolog dan psikiatri.Jakarta.Raja Grafindo Persada.

http://anisafitriani-fpsi09.web.unair.ac.id/artikel_detail-42471-Psikologi%2520Zone-Pendekatan%2..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun