Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengarungi Samudera dari Masa ke Masa: Kecil-Kecil Si Kapal Tunda

5 Desember 2022   05:52 Diperbarui: 5 Desember 2022   05:52 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengarungi Samudera Dari Masa ke Masa : Kecil-Kecil Si Kapal Tunda, Sumber Gambar : Dokumen Pribadi 

"Kecil-kecil cabai rawit" peribahasa ini yang menggambarkan kecil-kecil si kapal tunda atau tug boat. Mengapa demikian? Pasalnya kapal kecil ini memiliki kekuatan super untuk menarik dan mendorong kapal yang lebih besar ukurannya. Biasanya kapal tunda bermanuver sebagai towboat pada kapal tongkang (bulk carrier) atau kapal yang rusak di laut lepas dan pelabuhan. Sedangkan pada kegiatan militer, kapal tunda dipergunakan sebagai kapal bantu dalam pelaksanaan operasi militer TNI. Secara singkat, kapal tunda merupakan kapal yang digunakan untuk melakukan manuver/pergerakan, utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan.

Sejarah Kapal Tunda 

Keberadaan kapal ini tidak dapat dipisahkan dari transportasi laut selama 3 abad. Kapal ini ditemukan pada abad 18 saat penggunaan tenaga uap diimplementasikan pada kapal. Pada tahun 1736, Jonathan Hulls dari Inggris memasang mesin uap pada perahu kayuh. Secara teknis, Scottish Charlotte Dundas membuat kapal tunda bertenaga uap.

Scottish Charlotte Dundas pertama kali memulai perjalanannya menggunakan kapal tunda dengan 10 mesin uap. Dalam perjalanannya, ia tak sendiri. Dundas bersama denggan 20 penumpang lain, 2 kapal tongkang (bulk carrier) dengan muatan penuh sepanjang 19,5 mil. Adapun rute perjalanan dengan mengarungi sepanjang Terusan Forth & Clyde dekat Glasgow, Skotlandia dengan waktu tempuh 6 jam.

Pada tahun 1807, kapal uap tersebut dibawa ke Amerika Utara oleh Insinyur yang Bernama Robert Fulton. Tahun 1825, Rufus King dibangun agar kapal-kapal berlabuh di Pelabuhan New York. Pada pertengahan abad 18, penggunaan jalur transportasi laut semakin ramai untuk pengiriman barang sehingga kapal tunda digunakan untuk menarik kapal tongkang.

Berbagai eksperimen dilakukan agar kinerja kapal tunda lebih efisien, salah satunya memasang penggerak berupa baling-baling sekrup pada tahun 1870. Bagian bawah lambung miring ke atas untuk memberikan aliran air yang stabil ke baling-baling. Cara ini terbilang berhasil karena bilah logam pada baling-baling dapat membantu kinerja roda kayuh. Sistem komunikasi yang digunakan oleh nahkoda kapal tunda menggunakan peluit uap untuk memberitahu pihak Pelabuhan dan menyiapkan tempat berlabuh

Selanjutnya pada abad 19, tenaga diesel muncul dalam industri perkapalan karena dianggap lebih murah dan memerlukan sedikit awak dalam pengoperasian kapal. Sebagian besar kapal tunda bertenaga uap bertransformasi menjadi tenaga diesel. Kapal tunda bertenaga uap digunakan sampai dengan tahun 1950.

Lingkungan strategis global saat perang dunia I dan II memberikan dampak yang besar dalam perkembangan pembangunan kapal tunda. Kapal tunda dilengkapi dengan teknologi navigasi, alat komunikasi memadai, teknologi propulsi serta desain kapal yang sudah bertransformasi.

Adanya modernisasi kapal tunda ini memunculkan persaingan yang sengit. Pasalnya, kapal tunda dianggap lebih efektif dibanding dengan kapal cargo. Tren transportasi laut berkembang menjadi kapal tunda sebagai towboat untuk menarik kapal tongkang.

Tugboat sangat dibutuhkan dalam transportasi laut untuk misi penyelamatan kapal besar hingga keperluan komersial lainnya.

Kapal Tunda Indonesia 

Kapal ini memiliki inisial TD (untuk kapal tunda laut dangkal) pada Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal). Kapal ini dikategorikan sebagai elemen satuan kapal bantuu (satban) mengacu pada aturan Pasal 3 PM 93 Tahun 2019 Tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal. Kapal ini berfungsi sebagai kapal bengkel, logistic, transportasi, kapal layer latih dan lain-lain.

Dalam ketentuan aturan tersebut, panduan dalam hal perbantuan kapal tunda diklasifikasikan sebagai berikut:

  • Kapal besar dengan ukuran panjang 70-150 meter dibantu dengan 1 kapal tunda
  • Kapal besar dengan ukuran panjang 150-250 meter dibantu dengan 2 kapal tunda
  • Kapal besar dengan ukuran panjang  lebih dari 250 meter dibantu dengan 3 kapal tunda

TNI AL memiliki 2 jenis kapal tunda yaitu tugboat yang dapat beroperasi di laut dangkal dan samudera. Kapal tunda dengan level operasi samudera ini secara khusus disebut Kapal Republik Indonesia (KRI). TNI AL saat ini memiliki 2 tugboat yang beroperasi di laut lepas dengan nama KRI Soputan 923 dan KRI Leuser 924. Pengerjaan kedua KRI ini dilakukan di tempat terpisah. KRI Soputan 923 di galangan Dae Sun di Pusan, Korea Selatan tahun 1995. Sedangkan KRI Leuser 924 di PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari di Jakarta. Sebagai KRI yang beroperasi di laut lepas, kedua kapal ini memiliki keistimewaan dibanding kapal tunda laut dangkal. Keistimewaan tersebut adalah kapasitas kekuatan yang lebih besar dibanding kapal tunda laut dangkal, gelar "Kapal Republik Indonesia/KRI" dan dilengkapi denggan persenjataan yang canggih.

Beberapa kapal tunda laut dangkal (TD) yang dimiliki TNI AL diberi nama-nama gunung misalnya TD Galunggung dan TD Anjasmoro yang diproduksi oleh PT. PAL Surabaya dengan kekuatan 2.400 HP. Tahun 2016, PT.PAL Surabaya memproduksi Kembali TD Malabar dengan misi penyelamatan kapal-kapal yang mogok di laut lepas dan peran taktis lainnya.

Spesifikasi Kapal Tunda ( Misal : TD Malabar)
-- Ukuran Utama Kapal Tunda 2400 HP
-- Awak : 10 orang
-- Panjang Keseluruhan (LOA): 29 meter
-- Panjang Garis Air: 26,50 meter
-- Lebar: 9.00m
-- Tinggi Sampai Geladak Utama: 4,5 meter
-- Sarat Air Desain : 3,5 meter
-- Tinggi Ruang Akomodasi : 2,5 meter
-- Kecepatan : kondisi muatan 50% -- 12 knot dan kecepatan menunda -- 5 knot
-- Beban tarikan: 30 ton
-- Endurance: 7 hari.

Mesin induk kapal tunda umumnya berkekuatan 750--3.000 tenaga kuda. Sementara itu, kapal tunda yang dipakai di laut lepas kekuatannya bisa mencapai 25.000 tenaga kuda.

Persyaratan Pengoperasian Kapal Tunda 

Sebagai kapal satban, kapal ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • Uji kelaikan lautan ditandai dengan sertifikat uji bolard pull (test sertifikat) yang dikeluarkan oleh pemerintah.
  • Adanya surat persetujuan dalam menggunakan sarana bantu pemanduan kapal dari pemerintah.

Dalam hal ini, beberapa pertimbangan yang digunakan oleh pemerintah untuk mengeluarkan persetujuan operasi kapal tunda adalah alat yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran laut, alat pemadam kebakaran dan alat keselamatan lainnya. Kelengkapan lainnya yaitu:

  • Tangki penampung air kotor
  • Alat pemisah minyak
  • Peralatan penanggulangan pencemaran yang meliputi: Sprayer Dispersant Serbuk kimia Oil skimmer Absorbent, sawdust
  • Buku catatan minyak (oil record book)
  • Peralatan penunjang pencegahan dan penanggulangan pencemaran.

Jumlah awak kapal tunda sangat bergantung pada muatan kapal tunda. Semakin besar maka membutuhkan jumlah awak kapal yang banyak. Misalnya kapal type heen-scren dengan daya 600s/d 1000 HP diawaki oleh 13 orang dengan ijazah minimal ahli nautika tingkat III. Sedangkan kepala kamar mesin kapal tunda minimal ahli teknika tingkat III serta sertifikat kecakapan lainnya yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Tiga belas awak tersebut berperan sebagai nakhoda, mualim I, mualim II, kepala kamar mesin (KKM), masinis I, masinis II dan juru masak yang masing-masing satu orang serta juru mudi, kelasi dan juru motor yang masing-masing sebanyak dua orang.

Jenis Kapal Tunda

Sumber Gambar : Diolah Penulis
Sumber Gambar : Diolah Penulis

Mesin Tugboat 

Secara umum tug boat memiliki 2 mesin induk. Dimana mesin penggerak tugboat dapat menghasilkan 500 -- 2500 KW (680 -- 3400 hp) atau setara dengan kekuatan sebuah lokomotif kereta api. Berbeda dengan jenis seagoing dimana tenaga yang dihasilkan dari 2 mesin induk tersebut adalah 20.000kW (27.200 hp) atau setara dengan 8 lokomotif kereta api.

Sumber Gambar : Data Diolah Penulis
Sumber Gambar : Data Diolah Penulis

Kapal Tunda telah memegang peranan penting dalam misi penyelamatan, menunjang operasi militer TNI dan keperluan komersial lainnya. Tetaplah mengarungi samudera si kecil "Kapal Tunda". 

Salam, 

Sri Patmi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun