Munculnya penulis berbakat muda tidak terlepas dari adanya tren menulis yang kian meningkat. Jumlah penulis di Indonesia sebanding dengan pertumbuhan penduduknya. Jauh berbeda dengan negara Asia Tenggara lainnya. Penulis muda ditengarai berusia dibawah 30 tahun diiringi dengan perkembangan sastra di Jakarta dan kota besar lainnya.Â
Seiring dengan pesatnya perkembangan digital novel remaja teenlit banyak ditulis dalam platform kompasiana, blog, wattpad, novelme dan lain-lain. Adanya perkembangan teknologi 4.0 telah memudahkan penulis untuk memperkenalkan karyanya dan eksistensi diri kepada public.
Sebagian besar penulis memulai berkarya dengan "Habitus" atau kebiasaan membaca untuk memperkaya khazanah keilmuan dan dapat menuangkannya menjadi ide. Apa yang dibaca terkadang menjadikan ciri khas dan keunikan sendiri bagi penulis. Karena ada kecenderungan penulis akan mengadopsi apa yang dibaca baik dari gaya penulisan, genre, dan beberapa gagasan menarik lainnya.
Beberapa penyakit yang sering dialami oleh penulis diantaranya adalah :
Colygraphia atau Writer's Block
Seorang penulis yang mengalami writer's block bukan berarti tidak memiliki minat atau keinginan menuangkan pikirannya dalam tulisan. Hanya saja sedang terkendala pada ide tulisan yang stagnan, mandek atau mentok, merasa gagal menghasilkan karya yang terbaik. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya writer's block adalah minimnya informasi.Â
Bagi seorang penulis, informasi adalah modal awal yang sangat dibutuhkan. Beberapa gejala yang dialami ketidakjelasan, ketidakmampuan dan kekurangan ide. Faktor internal yang mempengaruhi kehabisan ide biasanya kritisi terhadap diri sendiri, perfeksionis, kecemasan akan penilaian orang lain terhadap karya yang dihasilkan.
Cara mengatasi writer's block sangat beragam namun umumnya yang sering dilakukan adalah:
1. Mengatur tempat untuk menulis. Jika keheningan menjadikan diri semakin terintimidasi maka cari keramaian seperti menulis di Cafe atau tempat yang menyenangkan.Â
Begitupun sebaliknya. Berpindah akan menciptakan suasana hati yang berbeda saat menulis. Jika aktivitas diluar rumah malah mengganggu, cobalah untuk berpindah tempat dari kamar ke ruang tamu atau ke taman depan rumah saat menulis.
2. Jadikan aktivitas menulis sebagai kebiasaan bahkan kebutuhan. Meminjam istilah bisa karena biasa, maka kebiasaan harus dibentuk setiap hari. Jika belum siap dipublikasi, menulis apapun untuk diri sendiri dalam diary atau catatan pribadi. Buat memo dan tulisan yang mengalir khusus untuk diri sendiri.
3. Jika menulis terganggu dengan internet, notifikasi WA, IG, FB dan sejenisnya, maka matikan sejenak akses internet agar fokus.
4. Lakukan kegiatan membaca atau menulis dengan metode writing prompt yaitu denga memunculkan satu kunci agar kata-kata yang lain tertuang sendiri dalam pikiran.Â
Misalnya : Jakarta, beberapa kalimat turunan yang akan keluar dari proyeksi pikiran adalah Ibukota Indonesia yang dijuluki sebagai kota metropolitan. Setiap hari banyak orang hilir mudik mengadu nasib dan peruntungan.Â
Pusatnya kegiatan ekonomi maka sudah pasti banyak kendala yang dialami seperti macet, lingkungan yang tak ramah dan segala sesuatunya dituntut cepat. Naik KRL jika tak cepat pintu akan segera tertutup dan harus menunggu lagi 10 menit kemudian, naik Kopaja jika tidak cepat bus itu akan melaju secepatnya dan beresiko terhadap keselamatan diri.
5. Biarkan diri menulis apapun sebaik atau seburuk apapun dengan metode menulis bebas yang berfungsi mengembangkan ide-ide tulisan dan merangsang stimulus pada otak, menulis gaib dengan cara menutupi layar monitor dan menulislah sesuka hati hal ini bertujuan agar semua indra yang dimiliki hanya berfokus pada keyboard dalam menulis.Â
Cari tahu apa sebenarnya yang sedang ada didalam pikiran. Lakukan selama 20 menit tanpa henti. Dari sini, akan terlihat mind mapping dan lakukan seleksi yang tepat, mana yang termasuk dalam ide, mana curahan hati dan sekedar chit chat omong kosong dialog diri sendiri.
6. Jika semakin frustasi dan gagal menemukan ide, beristirahatlah. Hirup udara segar dan lakukan aktivitas lain seperti makan, nonton film, tidur sejenak.
7. Berhenti menyalahkan diri sendiri. Beri ruang pada diri sendiri saat merasa kontraproduktif.
8. Menulis draft pertama tidak harus memulai dari awal. Misalnya ingin kalimat pembuka yang spektakuler, sampai berjam-jam menghabiskan waktu untuk menulis kalimat pembuka tetapi intinya terabaikan. Tulis draft yang menjadi pokok utama, kalimat pembuka atau penutup lainnya akan mengalir mengikuti isi.
9. Jangan bersikap kritis saat diri sendiri mulai terpacu untuk kreatif. Penyebab utama writer's block adalah menulis dengan hasil yang sempurna akhirnya setiap kalimat jadi susah keluar, pikiran mulai takut berproses yang ada hanya berprotes.Â
Misalnya menulis tentang jurnal ilmiah, tentu menggunakan Bahasa akademis, jangan terpaku mencari membuka---buka kamus ilmiah yang Anda sendiri juga tidak tahu maksud dari Bahasa ilmiah itu. Tuliskan saja sesuai Bahasa sendiri yang mudah dipahami agar gagasan mengalir, lalu edit dan terjemahkan dalam Bahasa ilmiah.
10. Belajar dari rumusan Bourdieu ada 4 modal yang harus dimiliki dalam meningkatkan kualiifikasi ranah sosial yaitu modal ekonomi, modal sosial, modal kultural dan simbolis. Modal ekonomi biasanya berupa pendapatan, harta dan benda yang dapat diwariskan pada generasi penerus.Â
Modal sosial umumnya dalam bentuk jaringan sosial seperti seorang penulis yang memiliki jaringan penulis seperti komunitas menulis dll. Modal kultural yaitu keseluruhan intelektualitas yang dimiliki baik dari lingkungan formal dan informal. Modal simbolis sederhananya seperti status, otoritas dan prestise yang dimiliki seseorang.
11. Empat modal ini akan diakumulasikan dan bisa berkurang atau bertambah dalam menggapai ranah. Ranah ibarat arena pertarungan cenderung dinamis dan didalamnya terdapat upaya dan strategi untuk menggapai. Dalam hal ini Bourdieu memberikan rumusan hubungan kebiasaan dengan ranah dan modal.
(Habitus x Modal) + Ranah = Praktek
Besarnya modal dan kebiasaan akan mempengaruhi ranah dalam praktek sosial. Bentuk interaksi yang terjadi pada RANAH diatur dan dikuasai oleh habitus dan modal seperti pola pikir, pandangan, hubungan dan kondisi sosial yang terjadi. Sama seperti menulis, semakin besar modal dan kebiasaan yang dilakukan oleh penulis maka semakin besar pula kekuatan yang akan mempermudah munculnya praktek penulisan dan karya---karya terbaik.
Typomania (Writer Obsession)
Seorang penulis juga memiliki kondisi emosional yang menggebu-gebu untuk menerbitkan karyanya dan menjadi yang terupdate. Terkadang obsesi untuk buru-buru terbit malah menimbulkan masalah baru dalam bentuk typo atau kesalahan ketik. Jika sedikit tulisan yang typo, pembaca akan memaklumi, tapi kalau banyak tentu akan membuat tidak nyaman mata.
Beberapa alasan mengapa sering terjadi typo adalah kinerja otak secara generalization saat menyampaikan ide sehingga fokus perhatian pada ide bukan pada apa yang sedang dituliskan sehingga tidak sadar jika apa yang dituliskan kurang huruf, salah huruf dsb.Â
Alasan kedua adalah kegiatan membaca dan menulis adalah dua hal yang berbeda meski saling berhubungan. Membaca akan lebih banyak menyerap informasi sensorik dibanding saat menulis.Â
Ketiga, adanya gangguan pihak eksternal sehingga fokus harus terbagi kemana-mana. Keempat, saat dibaca kembali ide yang telah jadi dalam bentuk tulisan ternyata memori ingatan lupa apa saja yang tertulis. Kelima, teknologi yang sedang gangguan, kesalahan perangkat, penggunaan autospell.
Beberapa peneliti Julie Boland, profesor linguistik dan psikologi di University of Michigan, Amerika Serikat mengkorelasikan typomania dengan kepribadian penulis. Dimana kepribadian ekstrovert dan suka bicara akan mengabaikan kesalahan menulis/typo.Â
Sedangkan orang dengan kepribadian introvert dan sedikit bicara akan berfokus pada kesalahan penulisan pada typo. Namun hal ini bukanlah hal yang saklek untuk diterima begitu saja. Banyak juga orang senang bicara tetapi telaten dan teliti memeriksa tulisan kembali atau proofreader. Â
Typographical error (Typo) meski terlihat sepele tetapi harus diantisipasi karena dampaknya yang berbahaya seperti first impression yang buruk, merugikan pihak lain seperti kesalahan penulisan tahun kelahiran, nama dsb.
J.K. Rowling penulis novel Harry Potter melakukan typo pada novel edisi pertama halaman 53 dimana tongkat sihir ditulis dua kali dalam perlengkapan persiapan Harry Potter.Â
Buku Harry Potter and the Philosopher's Stone justru menjadi magnet tersendiri bagi pembaca padahal didalamnya terdapat typo. Bahkan novel edisi perdana ini dibanderol dengan harga 26 ribu Poundsterling atau Rp440 juta dalam pelelangan di Bonhams Fine Books and Manuscripts Sale London tanggal 9 November 2016.
Meski mendulang kesuksesan luar biasa, J.K. Rowling sangat memperhatikan typo dan membayar editor serta proofreader untuk memperbaiki kesalahan penulisan. Kuncinya saat menulis selain editor dan proofreader, berusahalah untuk bersabar dan meneliti kembali sebelum mempublikasi.
Mogigraphia atau Writer's Cramp
Mogigraphia berasal dari bahasa Yunani Helenistik mogis ('dengan kerja keras dan rasa sakit') dan bahasa Latin pasca-klasik dalam graphia ('tertulis'). Sederhananya diartikan tangan kram karena banyak menulis. Kalau diawal kram otak karena kehabisan ide, ini kram tangan karena banyak yang ditulis.Â
Dalam Bahasa kedokteran dikenal dengan istilah neurosis okupasi (ICD-9, F300.8) dan gangguan neurotik (ICD-10, F48.8) di bawah kelompok besar gangguan motorik fungsional.Â
Ada dua jenis kram tangan yaitu gejala kram dystonic karena terlalu lama menulis dan kram dystonia karena tidak menulis terlalu lama. Ciri umum mogigraphia ini adalah kaku, nyeri, kejang yang disengaja dan tidak disengaja, ketegangan otot jari tangan.
Tingkat terjadinya migographia ini 5,4% dari 1000 pekerja kantoran termasuk penulis. Artinya terjadi 54 kasus dari 1000 orang yang bekerja dengan perangkat computer.
Untuk mengatasi kram tangan ini, beberapa teknologi canggih yang telah dikembangkan adalah supinator pena, integrasi multisensory, sonifikasi gerakan waktu nyata seperti yang diterapkan dalam program Pendidikan di Jepang dan China. Namun, beberapa treatment sederhana yang dapat diterapkan di rumah adalah :
- Gunakan air hangat untuk merendam tangan selama 2 menit dan rileks.
- Memberikan jeda menulis setiap 20 menit sekali dan lakukan peregangan tangan.
- Ketika beristirahat dan tidak melakukan kegiatan apapun, biasakan otot tangan dengan Latihan meremas squishy.
Penyakit dalam menulis ini bisa dicegah dan diatasi dengan treatment yang tepat. Semoga bermanfaat dan tetap semangat.
Bogor Barat, 16 Mei 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H