Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tersisa Satu Dari Sejuta

14 Mei 2022   14:33 Diperbarui: 14 Mei 2022   14:35 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : liputan6.com

Sejuta tertimbun dalam peti mati 

Ribuan kaki mengiringi langkah kepergiannya 

Berharap tak ada yang tahu jika angka yang pergi akan kembali 

Dirundung nestapa bulir air mata jatuh membasahi 


Tak mungkin rasanya sejuta kenangan pergi begitu saja tanpa permisi 

Memang kenangan tidak memiliki etika apalagi sopan santun? 

Seharusnya aku bisa maklum 

Sayangnya kepergian menyisakan satu buah jarum 


Jarum yang akan menjahit segala rasa pahit 

Direkatkan lagi agar sisa robekan kembali menyatu 

Meski kembali utuh, masih ada kepongahan kenangan tak ingin dijahit karena tak butuh

Tangisnya makin pecah seperti dibiarkan pergi tetapi masih terus dipegangi 


Seperti melepas kepala tapi ekornya masih dibiarkan disini 

Akhirnya hanya bergerak seakan tak bergerak 

Hanya seakan pergi padahal tak pernah pergi 

Hanya terlihat singgah padahal sudah merasa jengah 


Lepaskan... 

Biarkan pergi... 

Meski tersisa satu disini 

Sejuta telah menunggunya untuk kembali 

Bogor Barat, 14 Mei 2022

Salam, 

Sri Patmi


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun