Emosi Berkulit Badak

Setelah terik siang menerjang 

Hembusan awan kelam siap bermalam 

Setelah berlalu harus dari mana pagi buta menahhan malu 

Setelah siap memulai mengapa retaknya masih terkulai 

Disini, dari jauh mata memandang 

Disana, dari dekat mata telanjang 

Hanya bayang tak tembus pandang 

Hanya bisik mengerang kesakitan 

Diterpa serpihan angin yang menerbangkan 

Tak siap meletup kantong matanya mulai tertutup 

Tak siap ambisi meledak kemarahan kian membludak 

Sampai kapan emosi harus berkulit badak 

Mungkin sampai terkelupas kulitnya diganti sisik ikan 

Biar emosi berenang merasakan dingin dan mengalir 

Menjelma menjadi tenang yang tak bertuan 

Mengejawantah jadi rasa nyaman yang berteman 

Bogor Barat, 14 Mei 2022

Salam, 

Sri Patmi