Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menanti Pulang

20 April 2022   10:02 Diperbarui: 20 April 2022   10:46 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanti Pulang (sumber : qureta.com)

"Jika kita ke Mekkah lewat jalur ini. Seharusnya berada disini" Jawab Zubaidah.

"Baiklah, setelah dari sana sebaiknya kita pulang!" Ujar Abdul yang menyadari bahwa perjalanan mereka justru menjauhi jalan pulang.

"Periksa setiap gundukan pasir dan jejak langkah yang tertinggal. Pasti masih ada!" Ujar Zubaidah.

Abdul menggelengkan kepala. Rasanya sudah mulai menyerah menempuh perjalanan dan keinginannya. Matahari masih terik, tak ada sedikitpun toleransi terhadap keyakinan dan kepedihan yang ia rasakan.

Abdul membuat jam matahari untuk memastikan waktu sholat. Meski ia sudah tahu matahari tepat diatas kepalanya. Maka sudah masuk waktu sholat Zuhur.

Mereka berlindung dibalik batu besar untuk berteduh. Dengan penuh hikmat, tayamum dan solat Zuhur berjamaah dilaksanakan.

"Allahu Akbar" gema suara Abdul nyaring ditengah angin yang berdesir

"Assalamu Alaikum warahmatullah. Assalamu Alaikum warahmatullah" pertanda sholat selesai dilakukan.

Masih terdengar sayup doanya mengalun ditengah hamparan pasir. Tangisnya meledak sesaat setelah melihat jari telunjuk dibawah tertimbun pasir.

"Innalillahi wa innalillahi rojiun" Zubaidah mencoba tenang.

Segera ia menggali pasir dengan tangannya. Butiran pasir menempel di pipi yang merah merona. Abdul, Rozak dan Nawawi membantu menggali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun