Untuk apa? Tidak perlu lagi karena memang kamu hanya bergurau saja tentang Karma.
"Tak sempat waktuku untuk bergurau apalagi bercanda dengan makhluk sepertimu"
Berjalan kedua Karma beriringan. Karma satu menjaga jarak dari Karma kedua. Saling berpandangan penuh dengan kebencian dan kemurkaan. Tatapannya mengisyaratkan "rasakan saja karmaku".
Kedua Karma terjatuh karena meleng. Karma saling menimpa dan cedera tapi tak berdarah. Menangis keduanya ketika Karma tertimpa Karma.
"Ah sudah sinting kau! Bisa-bisanya jalanan seluas ini jatuh!" Karma satu menggugat jatuhnya Karma pada dirinya
"Siapa yang tahu kalau aku akan jatuh? Kau kan yang memulai sedari tadi berjalan tanpa memandang?"
"Memang dimana kau taruh matamu? Sampai-sampai jalan terang dan lancar tanpa hambatan seperti ini jatuh?"
"Apa katamu? Tunggu tunggu tunggu!" sambil memandang dan menerawang kearah kejauhan.
"Sedari tadi kedua bola mataku hanya memandang gelap!"