Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melebihi Batas Diafragma

5 April 2022   20:52 Diperbarui: 5 April 2022   21:09 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bincangsyariah.com

Tabuh suara berbunyi 

Berlabuh suara adzan mengiringi 

Dibatas ufuk timur perut harus dibawah kendali 

Dilucuti setiap naluri yang terlepas diluar kendali 


Setan bergelayut dikantong mata dengan manja 

Berbisik pada telinga mendongengkan cerita 

Menipu mata meniduri waktu pagi hingga senja 

Meniduri malam tatkala lelah hanya diam tak berkata 


Siang matahari riang menari 

Membujuk penari perut keroncongan mendendangkan dawai kunyahan sang nasi 

Merayu tetesan embun yang sejuk dikerongkongan kaku tak mampu beraksi 

Melambai-lambai rentetan nafsu yang harus dipenuhi 


Kumandang mulai bergema 

Dicumbui bunyi perut yang berirama 

Menanggalkan malu menuruti nafsu yang berdrama 

Plot twist menarik makanan yang mengendap melebihi batas diafragma 


Bogor Barat, 5 April 2022 

Salam, 

Sri Patmi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun