Kekhawatiran tersebut akhirnya memicu AS dengan dalih "apakah Indonesia akan membiarkan Indonesia dan Asia dikuasai pengaruh komunis?". Presiden AS Gerald Ford menemui Presiden Soeharto dengan narasi dan lobi-lobi cantiknya agar tergiur melakukan operasi melawan kekerasan Fretilin di Dili.Â
Saat itu, Indonesia masih bisa berdalih bahwa Australia lebih memiliki kekuatan besar untuk membendung pemberontakan disana. Australia beralasan harus menyeberangi laut dan banyak kendala yang akan dialami. Berbeda dengan Indonesia yang berbatasan langsung wilayah daratannya.
Multirole FighterÂ
Salah satu alutsista yang sangat berperan adalah pesawat tempur serbaguna atau multirole fighter yaitu pesawat terbang yang dapat digunakan sebagai pesawat tempur murni atau "pesawat pemukul", serang darat, serang antigerilya, intai taktis, pengebom, superioritas udara, atau (pada prinsipnya) pesawat pencegat yang mampu menjalani misi pemukulan. Atas segala kemampuannya, pesawat jenis ini disebut "Pesawat Siluman".
1. Multirole Fighter Sukhoi SU-35
Prototipe pertama Su-35 dibangun di Komsomolsk-na-Amure Aviation Production Association pada tahun 2007. Penerbangan perdananya terjadi pada bulan Februari 2008.Â
Su-35 mampu menyebarkan rudal udara-keudara jarak pendek dan jarak jauh, amunisi udara-ke-darat terarah dan presisi yaitu rudal, bom dan roket.Â
Dilansir dari Aircrafts Compare, Harga US$ 85 juta atau setara Rp 1,2 triliun rupiah per unit. Dengan biaya operasional US$ 30000 atau setara dengan Rp 420 juta.
2. Multirole Fighter F-16 Viper USA
F-16 menggunakan mesin tunggal berbeda dengan dengan Sukhoi SU-35 dan Rafale Pracis yang menggunakan mesin ganda. Awalnya masterpiece ini dirancang oleh Transformasi Dalam Performa Pesawat General Dynamics AS untuk digunakan dalam misi superioritas udara bagi Angkatan Udara AS.
Seiring perjalanan waktu, pesawat tempur yang memiliki tingkat kesuksesan tinggi di 26 negara yang memilikinya, setidaknya sudah 4.500 unit yang dibuat dan ada 54 unit pesanan untuk 15 negara pemesan.