Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Gloria Ramirez

19 Maret 2022   16:54 Diperbarui: 20 Maret 2022   16:21 2297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wanita yang berasal dari Riverside, California ini dijuluki The Toxic Woman oleh media. Pasalnya, saat Gloria masuk dalam IGD karena mengidap penyakit kanker serviks stadium 4 tiba-tiba petugas Riverside General Hospital jatuh pingsan saat terpapar dan darah dan tubuhnya. Lima pekerja mengalami sesak napas dan kejang-kejang mendadak. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lawrence Livermore National Laboratory mengemukakan bahwa Gloria Ramirez telah diberikan pengobatan dengan berbagai bahan kimia di RS tersebut. Dan hal ini dibenarkan oleh pihak RS.

Bagaimana Kejadiannya

Sumber : pinterest.de
Sumber : pinterest.de

Tepatnya pada tanggal 19 Februari 1994, jam 8 malam Gloria dibawa ke IGD karena mengalami gejala sesak napas tarkikardia (berdebar/jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit) dan Cheyne stock. Kemudian penanganan medis menyuntikkan beberapa obat seperti diazepam, midazolam, lorazepam untuk membius.

Sesaat kemudian, kulit Gloria berminyak, tercium aroma bawang putih dan amonia. Susan Kane yang mengambil sample darah Glooria menemukan partikel berwarna manila pada darahnya dan ia langsung pingsan. Sebanyak 23 pekerja medis dibawa ke lahan parkir yang luas karena pingsan setelah terpapar Gloria. Pukul 9 malam, Gloria dinyatakan meninggal karena komplikasi penyakitnya.

Analisa

California Department of Public Health mengundang 2 orang illmuwan. Mereka melakukan pengamatan dan observasi dengan kuesioner yang disebarkan kepada 34 tenaga medis yang bekerja pada saat malam kejadian. Anna dan Christine, ilmuwan itu mengamati adanya kecenderungan gejala yang sama mereka bekerja 2 kaki atau 60 cm dari Gloria dan orang yang mengalami kejadian pingsan itu adalah perempuan. Disimpulkan jika tenaga medis itu mengalami hysteria massal.

Jullie membantah dan memberikan rekam jejak kesehatannya. Karena Jullie adalah orang yang paling parah merasakan gejala tersebut sampai dirawat 2 minggu secara intensif. Bahkan ia menderiita hepatitis dan nekrosis tulang (kematian tulang karena kurangnya aliran darah ke tulang.

Dugaan Kedua : DMSO Gel

Sumber : amazone.com
Sumber : amazone.com

Sebelum dirawat Gloria menggunakan DMSO Gel yaitu painkiller dan obat diet. Karena gagal ginjal, Gloria mengeluarkan DMSO ini melalui kulit dalam bentuk DMSO2 dan mengkristal pada darah Gloria. Selain itu penggunaan alat kejut memicu terbentuknya zat kimia DMSO4 yang aromanya menyebar disekitar rumah sakit.

Dugaan Ketiga : Mal Praktek

Sumber : clearviewplumbing.ca
Sumber : clearviewplumbing.ca

Kakak Gloria mengungkapkan bahwa tahun 1991, 3 tahun sebelum Gloria meninggal, ada 3 pasien yang dikabarkan meninggal karena adanya gas beracun. Kemudian tahun 1993 ditemukan sewer gas yang mengeluarkan aroma bahan kimia amonia, sulfida dan zat lain dari industry dan rumah tangga. 

Teori lain mengungkapkan jika Gloria terpapar zat kimia Dimethyl yaitu salah satu zat yang dipergunakan untuk memproduksi sabbu-sabu. Selain itu, RS ini juga dikenal sebagaii salah satu titik distribusi sabu-sabu di AS. Ada kemungkinan, tenaga medis ada yang menyelundupkan sabu-sabu dan wadahnya tertukar secara tidak sengaja diberikan pada Gloria.

Gloria Ramirez baru dapat dimakamkan 2 bulan setelah meninggal. Sampai sekarang misteri kematian Gloria masih belum terpecahkan dan menjadi perdebatan pada kalangan ilmuwan.

Bogor Barat, 19 Maret 2022

Salam,

Sri Patmi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun