Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati-Hati Serigala Berbulu Domba, FBI Bongkar Kedok Pendeta Palsu Sewa Jasa di Darkweb!

12 Februari 2022   19:51 Diperbarui: 28 Februari 2022   07:19 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : allthingvice.com

Tanggal 16 Februari 2016, Stephen mengirimkan email pada Besa Mafia bahwa istrinya akan pergi keluar kota besok dan meminta untuk menyelesaikan tugasnya. Misi kecelakaan mobil gagal dan Besa Mafia menyarankan untuk menggunakan penembak jitu dengan menambah jumlah pembayaran US$ 12.000 bitcoin. Stephen menetapkan rencana untuk misi dilakukan di rumah saja dan membakar rumahnya. Ternyata usaha tersebut gagal. Jadi sudah 3x gagal.

Bulan Mei 2016, Stephen mengirim email menanyakan dimana memperoleh obat mual Skopolamin. Bulan Juli 2016, Stephen bekerja sendiri tanpa bantuan Besa Mafia. Jane (Stephen) ini menyarankan dalam email tersebut agar Amy bunuh diri saja untuk menyelamatkan orang-orang yang dicintai.

Email Jane itu adalah alibi untuk lari dari kesalahannya. Sementara obat anti mual itu diberikan oleh Stephen saat pulang dari klinik. Saat Amy lemas, Stephen menembak istrinya. Setelah FBI membongkar kejahatan Stephen baru ia mengaku dan mengatakan ia membunuh istrinya karena sudah tidak cinta dan bahagia bersama Amy. Ia memilih jalan itu karena reputasinya sebagai pendeta akan buruk jika ia menceraikan Amy.

Dalam persidangan ia divonis penghilangan nyawa tingkat kedua dan diberikan bebas bersyarat. Baru 2 bulan bebas, Stephen dipanggil untuk memenuhi sidang lagi dengan dakwaan penghilangan nyawa tingkat pertama karena tindakan tersebut sudah direncanakan.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun