Perempuan ini bernama Grace Milane. Ia baru saja menyelesaikan kuliahnya di University of Lincon. Setelah lulus kuliah ia merayakan kelulusannya dengan melakukan backpacking solo trip ke berbagai tempat di dunia.Â
Pada tanggal 20 November 2018, Grace berlibur di New Zealand dan akan menetap selama 2 minggu. Sampai disana, Grace mengekplorasi wilayah North Island dan 10 hari kemudian ia sampai di Oakland.
Pada tanggal 1 Desember 2018, Grace berencana ingin menemui seorang pria yang dikenal dari Dating App yang bernama Jesse Kimpson. Mereka janji bertemu di Victoria Street, tempat umum yang ramai. Dan saat itu mereka memutuskan untuk melakukan bar hooping atau jalan-jalan ke beberapa bar dalam waktu satu hari.Â
Tujuan pertama mereka adalah Andy's Kitchen and Bar. Destinasi selanjutnya adalah Caf Mexico dan Bluestone. Pukul 21:30, mereka Kembali ke Citylife Hotel, tempat Grace menginap. Setelah itu, Grace menghilang tidak ada kabar.
Pada tanggal 5 Desember 2018, orang tuanya melaporkan ke apparat setempat. Investigasi dilakukan secara terus menerus. Hingga penelusuran dilakukan pada akun FB milik Grace, didalam akun Grace, ada pria yang meninggalkan komentar "Beautiful, Very Radiant" yaitu Jesse.Â
Petugas investigasi langsung mengirimkan pesan kepada Jesse untuk diinterogasi. Dalam penyidikan tersebut, Jesse berbohong tidak tinggal di Citylife Hotel.
Merasa ada yang janggal, detektif pemeriksa mengikuti pergerakan Jesse ke Citylife Hotel. Saat itu, Jesse sedang bersiap menuju ke kantor polisi untuk memberikan keterangan secara resmi atas kasus hilangnya Grace.Â
Saat Jesse turun dan meninggalkan Citylife Hotel, detektif pemeriksa Kembali ke Citylife Hotel untuk memeriksa melalui rekaman CCTV. Ternyata kebohongannya terungkap, sayangnya polisi belum memiliki bukti otentik atas hilanggnya Grace. Akhirnya polisi menyelidiki latar belakang Jesse.
Setelah dicari tahu, ternyata Jesse adalah korban perceraian pada usia 9 tahun. Ibunya tinggal di Australia dan Bapaknya menikah lagi. Usut punya usut, Jesse banyak melakukan pelanggaran hukum diantaranya adalah mengemudi dengan mengkonsumsi alkohol berkadar tinggi, mempunyai kelakuan buruk, Kekerasan terhadap pacarnya. Melihat latar belakang yang bermasalah ini, polisi semakin yakin bahwa Jesse adalah pelakunya.
Pada tanggal 8 Desember 2018, polisi menangkap Jesse dan memeriksa kamar hotelnya dengan luminol atau zat kimia yang biasanya digunakan untuk tim forensik mendeteksi bercak darah. Ternyata disebelah tempat tidur Jesse terbukti ada bercak darah.Â
Pada saat interogasi kedua ini, Jesse tidak dapat mengelak dan mengakui apa yang sudah dilakukan. Jesse beralasan jika Grace meninggal saat mereka sedang melakukan hubungan intim. Pengakuan Jesse, Grace meminta Jesse untuk mencekik lehernya untuk melakukan eksperimen yang menyenangkan.
Penjelasan Jesse semakin absurd karena selesai melakukan hubungan intim, Jesse mandi dan ketiduran di kamar mandi. Keesokan paginya saat bangun tidur, ia melihat Grace sudah terbaring dilantai dengan hidung berdarah. Jesse mengetahui bahwa ia akan menjadi terdakwa karena kejadian ini, Jesse membeli koper, menyewa vacuum cleaner, menyewa mobil dan membeli cangkul.
Saat bersamaan, polisi melakukan pencarian jasad Grace ke Scenic Drive dan akhirnya jasadnya ditemukan. Tim Forensik melakukan autopsy dan meminta bantuan warga sekitar untuk mencari cangkul yang digunakan oleh Jesse.
Pada November 2019, saat sidang, Jesse didakwa telah mencekik Grace sampai meninggal. Jesse masih berkilah tidak bersalah, namun pengadilan berhasil membuktikan melalui history penelusuran internetnya yang berniat buruk terhadap Grace, bukti selanjutnya adalah Jesse sempat menonton video porno dan sempat memfoto Grace saat melakukan hubungan intim dan saat sudah meninggal.Â
Bukti selanjutnya adalah Jesse terlihat tenang setelah melakukan kejahatannya dengan sempat mencuci mobil sewaannya dan membeli koper.Â
Padahal sedari awal ia mengaku tidak sengaja melakukan itu karena eskperimen yang diminta oleh Grace. Bukti lebih mencengangkan lagi, setelah kejadian itu, ia sempat mengencani perempuan lain yang dikenal melalui dating app.
Fakta selanjutnya, kehadiran 3 perempuan yang pernah diajak kencan oleh Jesse melalui dating app. Menurut pengakuan mereka, Jesse ini memang seorang Masochistic yaitu penyimpangan seksual dimana pengidapnya perlu mendapatkan perlakuan kasar dan keras untuk mendapatkan kenikmatan dalam berhubungan intim. Selain itu, Jesse juga ternyata penganut Bondage atau praktek hubungan badan secara sadis
Jaksa juga sempat menghadirkan expert patologi yang memeriksa jasad Grace, ia menemukan luka lebam di leher, tangan dan dada yang konsisten seperti korban yang di asphyxiated atau sengaja dibuat tidak bernapas. Jesse mengaku sifat-siifat brutalnya ini karena ditolak sebagai anak oleh ibu kandungnya. Akhirnya Jesse dijatuhi  hukuman seumur hidup.
***
Hal seperti ini tidak hanya terjadi di New Zealand, dimanapun segala kemungkinan dapat terjadi. Apalagi di era digital seperti ini. meski sedang populer, aplikasi mencari pacar atau kencan online ini ternyata memiliki sisi gelap yang sangat mengerikan.Â
Kenali modus kencan online, jangan sembarangan berkencan dengan orang asing tanpa menyelidiki latar belakangnya. Pembelajaran untuk orang tua dan anak-anaknya agar lebih waspada melakukan pengawasan secara intensif selaras dengan perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi.
Bogor, 6 Februari 2022
Salam,
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H