Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Dulu Nabi Musa Membelah Lautan, Bagaimana Sekarang Terjadi Lagi?

23 Januari 2022   17:19 Diperbarui: 23 Januari 2022   17:28 1775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar: Megapolitan.kompas.com Banjir Jakarta 

Dalam kitab suci Al Quran telah dijelaskan tentang cerita Nabi Musa yang membelah lautan dan pasukan Fir'aun ditenggelamkan di Laut Merah. Bagaimana jika hal itu terjadi lagi di masa sekarang? Tidak.. mungkin ceritanya tidak akan seperti itu. Ini hanya tentang Mega Proyek Mose di Venesia membelah lautan terbesar dan termahal di dunia. 

Mose adalah kepanjangan dari Modulo Sperimentale Elettromeccanico atau dalam Bahasa Inggrisnya adalah'Experimental Electromechanical Module' yaitu, sistem pertahanan secara terintegrasi yang dikendalikan oleh pintu gerbang yang berupa modul-modul, untuk mengisolasi lagoon Venesia dan laut Adraitik ketika gelompbang pasang mencapai tingkat yang diperbolehkan sekitar 110 cm hingga maksimal 3 meter. MOSE? MUSA? Ahh.. cocokologi... 

Mengapa laut dibelah? Kota Venesia sering banjir saat peralihan musim gugur ke musim semi. Letak Kota Venesia yang berada ditengah laguna memiliki fenomena yang disebut Acqua Alta atau air tinggi sejak abad ke-5 Masehi. Fenomena ini dipicu oleh air laguna yang pasang, suhu atmosfer rendah, dan angin kencang Sirocco Selatan dari laut Adriatik.

Ilustrasi Gambar: suarasurabaya.net
Ilustrasi Gambar: suarasurabaya.net

Bulan November 2019, hampir 80% Kota Venesia mengalami banjir hingga ketinggian 187cm. Pemerintah menetapkan pembangunan Mega Proyek membelah lautan yang disebut Proyek Mose pada tahun 2003. 

Sistem pertahanan terhadap air laut ini dikendalikan dengan gerbang/gate yang akan mencegah banjir. Proyek Mose memiliki 78 gerbang pintu air dengan panjang masing-masing 20 meter. Dengan dana US$ 7 miliar, dengan penempatan sepanjang pesisir pantai dengan 3 penempatan diantaranya adalah Lido,  Mallamoco dan Chioggia.

Ilustrasi Gambar: sanggapramana.wordpress.com
Ilustrasi Gambar: sanggapramana.wordpress.com

Cara kerja Mose ini, ketika sedang tidak aktif Mose akan terbareng kedalam laut. Saat aktif, pintu gerbang seberat 42 ton itu akan naik keatas dan menghalangi air laut yang akan masuk ke Kota Venezia. 

Kenapa bisa naik? Karena adanya udara yang terkompresi yang disalurkan kedalam pintu gerbang air sehingga air laut yang masuk kedalam pintu gerbang akan keluar otomatis dan pintu gerbang akan bergerak naik. 

Pintu Gerbang Mose dapat menghalangi gelombang pasang air laut setinggi 3 meter. Durasi naiknya pintu gerbang ini membutuhkan waktu 30 menit, dan turunnya 15 menit.

Ilustrasi Gambar: wikipedia.com
Ilustrasi Gambar: wikipedia.com

Uji coba tahun 2020, Proyek Mose berhasil menghadang gelombang pasang setinggi 1,3 meter dan menghindari Kota Venesia dari Acqua Alta. Meski uji coba ini dianggap berhasil, proyek Mose akan terus dikembangkan dan disempurnakan sistem kerjanya. Tak tanggung-tanggung, biaya perawatan setiap Mose senilai 1,6 triliun rupiah per tahun.

Investasi Proyek Mose ini telah memberikan dampak yang signifikan. Biasanya setiap Bulan Oktober dan Maret, jalanan Kota Venesia banjir, untuk pertama kalinya tahun 2020 lalu saat uji coba, Venezia tidak kebanjiran lagi. Dua wilayah yang sering menjadi langganan banjir adalah San Marco dan Rialto. Memang dua daerah ini kota yang paling rendah dibanding tempat lain.

Kenapa pembangunan Proyek Mose lama sekali? Dari tahun 2003 sampai 2020? Apa karena kesulitan bahan baku housing (rumah Mose) atau tidak ada yang memproduksi Mose? Namanya proyek pembangunan, skandal paling jelas melekat adalah korupsi, kolusi dan nepotisme.

 Pada tahun 2013, Walikota Venesia, puluhan politisi dan pengusaha ditangkap karena skandal korupsi mega proyek ini. Wah.. ternyata enggak hanya di Indonesia ya?

Padahal dampak Acqua Alta ini telah merusak kota bersejarah di Venezia yaitu Basilika Santo Markus dengan total kerugian US$ 5,5 juta. Sebenarnya Warga Venesia sendiri kurang percaya proyek membelah laut ini akan berhasil karena banyaknya kasus penundaan dan skandal korupsi. 

Proyek Mose akan berkelanjutan bukan hanya membelah lautan tetapi juga peninggian trotoar wilayah yang paling rendah setinggi 1,1 meter dan tembok penahan air pasang.

Proyek Mose mendapat pro kontra, pihak yang pro menyambut bahagia program pemerintah ini yang penting tidak banjir lagi. Pihak yang kontra dari para kritikus menilai proyek ini hanya bersifat sementara dan tidak berjalan lama karena Peningkatan permukaan laut dapat menyebabkan pintu air ditutup selama 150 hari atau lebih setiap tahunnya. Hal ini akan berisiko mengubah laguna Venesia menjadi rawa-rawa yang tidak bergerak.


Meski Banjir Venesia Tetap Indah, Bagai Kota yang terapung.

Ilustrasi Gambar: pinterpolitik.com
Ilustrasi Gambar: pinterpolitik.com

Inilah lucunya, fenomena banjir tetapi membawa karakter dan keindahan tersendiri. Keindahan Venesia yang mengambang di perairan payau terus menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia. 

Pajak masuk dan menginap tak lantas membuat turis mengurungkan niat untuk berkunjung. Apalagi "hanya" acqua alta. Hanya dengan bermodalkan sepatu bot dan payung, turis mancanegara berswafoto menikmati banjir dan keindahan kota. 

Berbeda dengan warga Venezia yang merasakan sedih ketika Acqua Alta datang lagi. Mereka harus mengungsikan perabot rumah tangga dan barang berharga agar tidak rusak. Banjir tertinggi di Venesia terjadi pada tahun 1966 dengan ketinggian 1,94 meter.

Ilustrasi Gambar: Merdeka.com
Ilustrasi Gambar: Merdeka.com

Ilustrasi Gambar: Megapolitan.kompas.com Banjir Jakarta 
Ilustrasi Gambar: Megapolitan.kompas.com Banjir Jakarta 

Sama seperti Jakarta ya? Venesia-nya Indonesia ada di Jakarta Utara. Filosofi air yang bisa mengalir kemana saja, termasuk ke tempat tinggal manusia. Jadi, jika belum sempat ke Venesia untuk menikmati Acqua Alta, enggak usah jauh-jauh, Jakarta Utara sudah menganut filosofi Acqua Alta atau tempat Anda sudah menganut filosofinya?  

Bogor Barat, 23 Januari 2022

Salam,

Sri Patmi  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun