Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mengubah Anekdot Bos Selalu Benar di Lingkungan Kerja

21 Januari 2022   07:27 Diperbarui: 21 Januari 2022   07:29 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : icca.co.id

Melihat film layar lebar My Stupid Boss 1 dan My Stupid Boss 2 yang kini telah tayang di gawai, mengingatkan saya pada  anekdot yang sangat lekat ketika bekerja adalah pasal tentang bos. 

Isi pasal tersebut adalah satu, bos selalu benar, kedua jika bos salah maka lihat pasal 1. Tertawa sendiri, seperti bercermin dari kisah yang ditulis dalam film tersebut. 

Anekdot pasal bos itu terjadi sehari, dua hari, sebulan, dua bulan bahkan bertahun-tahun dengan dalih kepentingan bersama dan selalu mengatasnamakan manajemen.

Mengapa Bos Selalu Merasa Benar? 

Posisi bos dalam suatu perusahaan/organisasi berada pada piramida paling atas. Level manajemen tingkat atas dengan pola pikir dan disebut sebagai seorang konseptor. Seorang bos harus mampu memayungi bahkan memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik. 

Bos harus menjalankan POAC atau Planning, Organizing, Actuating dan Controlling yang tepat terhadap setiap jenis pekerjaan yang berkaitan dengan pencapaian, strategi, target, kapasitas SDM, background SDM, kualitas dan kuantitas SDM, kapasitas mesin, dan segala permasalahan yang datangnya diluar dari kendali termasuk kebijakan dari perusahaan yang harus segera diimplementasikan. 

Maka diperlukan jiwa kepemimpinan yang besar bukan hanya sekedar omong besar. Bagaimana seorang bos harus merepresentasikan dan mewujudkan jiwa kepemimpinan utamanya dalam hal problem solving untuk bawahannya.

Jangan sampai salah kaprah, merasa punya kendali atas segala hal lalu bertindak dengan kepemimpinan yang semena-mena dan bobrok. Pemahaman terhadap konsep kepemimpinan harus diluruskan oleh seorang bos yang memiliki kendali dan kontrol. 

Selayaknya bos seorang konseptor dan bawahan sebagai pelaksananya. Satu fungsi yang selalu dilupakan adalah Fungsi Memastikan dan Pengawalan.

Kerap kali bos yang melemparkan konsep mentah-mentah kepada bawahan, tidak jelas arah dan tujuannya. Tiba-tiba, ketika sudah dikerjakan bawahan malah disalahkan. 

Dalam kondisi seperti ini, bawahan berhak untuk memperjelas dan meluruskan konsep dan apa yang diharapkan oleh bos. Beryukurlah jika bos adalah sosok orang yang bisa diajak berdiskusi dan bertukar pikiran karena kita memiliki kesempatan untuk belajar dan menggali potensi diri dalam praktek dunia kerja. 

Jika bos kita adalah orang yang maunya beres bagaimanapun caranya, maka sebagai bawahan bersikaplah kritis, memahami maksudnya dan menegaskan jika informasi tersebut gantung/mengambang. Bila keputusan masih selalu dibuat menggantung, bawahan berhak untuk mengingatkan dan memberikan penekanan. 

Jangan sampai, keputusan yang berlarut-larut menimbulkan masalah baru di kemudian hari. Putuskan masalah sesegera mungkin dan ambil tindakan tepat jika perlu konsultasi, maka konsultasikan masalah tersebut agar terselesaikan.   

Fungsi memastikan harus dijalankan untuk mengetahui proses dan segala kemungkinan yang terjadi. Hasil tidak akan diketahui apabila tidak mengikuti serangkaian proses dan hanya mendengar apa kata orang serta apa kata bawahan. Inilah tanggung jawab pemimpin, harus big think.

Rata-rata, kepemimpinan lupa fungsi memastikan. Akhirnya, jika ada kesalahan yang terjadi pada hasil, maka kehilangan arah untuk mengetahui dari mana sumber dan sebab musabab bisa terjadi seperti itu.

Bagaimana jika bos selalu merasa benar? 

Tidak semua bos memiliki karakter yang baik dan jiwa kepemimpinan yang baik. Tidak juga semua bos selalu merasa benar. Hakikatnya bos adalah manusia yang tidak lepas dari kepentingan, ego dan karakter yang melekat didalam diri. 

Ada karakter bos yang menunjang kepemimpinannya dalam proses pengambilan keputusan dan ada pula karakter yang mati karena bawaan dari budaya serta tuntutan kepemimpinan suatu organisasi. Hal sederhana yang dapat dilakukan bawahan adalah :

1. Meminta Bukti Tertulis

Berbicara dengan seorang bos yang selalu merasa benar harus memiliki bukti tertulis. Jika itu sudah ada dalam aturan perusahaan, maka kita harus memahami secara detail apa maksud dari aturan itu dan bagaimana harus bertindak serta menyikapi. 

Jika kebijakan yang disampaikan bersifat sesaat dan harus dijalankan sesegera mungkin, jangan terkecoh! Mulailah bermain strategi untuk menuliskan dalam lembaran kertas yang dan bukti approval yang dapat dijadikan kekuatan jika dilain waktu bermasalah. 

Bagaimana jika pengajuan kebijakan disetujui, tidak disetujui, ditinjau ulang dan harus mendapatkan tanda tangan dari bos yang memerintahkan. Jika perlu SOP atau jobdesk, maka mintalah jobdesk.

2. Berani Menyampaikan Kebenaran

Pemimpin tak selamanya benar dan tak selamanya salah. Ada waktu dimana pemimpin itu benar dan salah. Sampaikan dengan cara yang baik dan benar. Karena maksud baik belum tentu benar dan maksud benar belum tentu baik. Sinkronkan antara benar dan baik itu agar selaras dan membantu pekerjaan.

Sekali lagi diri harus bisa membedakan "Bos yang menyampaikan kebenaran" dan bos yang memiliki "prinsip selalu merasa benar". Jangan terkecoh dengan dua hal yang beda makna secara essensial.

Bogor, 20 Januari 2022

Salam,

Sri Patmi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun