Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Membedakan Victim Blaming dan Playing Victim dalam Layangan Putus

16 Januari 2022   06:54 Diperbarui: 16 Januari 2022   08:17 1919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : WeTV via Kompas.com

Pada episode 8B serial Layangan Putus, kuasa hukum Kinan yaitu Lola sudah bertemu dengan kuasa hukum Aris. Dalam scene tersebut terlihat jelas Aris membalikkan fakta dengan mengatakan Kinan akan dituntut balik dengan tuduhan pencemaran nama baik dan perselingkuhan dengan Andre Davianto. 

Dialog singkat Kinan merespons hal tersebut "Andre? Kok Andre sih mas? Enggak masuk akal aja, La. Kok Andre sih?". "Dengar enggak? Kenapa aku malah digugat sih? Dia yang selingkuh, La?".

Benang merah playing victim mengikat dalam karakter diri Aris. Mengapa demikian, overall karakter Aris mencerminkan karakter playing victim. Sosok yang manipulatif, ditunjukkan dengan rekayasa kejadian sedemikian rupa agar skandal perselingkuhannya tidak terbongkar. 

Saat anaknya meninggal, seakan Aris adalah korban padahal biang kerok permasalahan itu terjadi adalah dirinya sendiri. Atas segala bukti-bukti yang kuat dan sudah terkumpul ditangan Kinan, Aris masih tidak mau mengakui kesalahan dan lari dari tanggung jawab seakan Kinan sudah gila melakukan ini semua.

Dalam film layangan putus tersebut, efek playing victim langsung terlihat jelas ketika anaknya meninggal. Dimana Kinan merasa tertekan dan mengalami preklamasi yang berakibat fatal pada kematian anak didalam kandungannya. 

Film ini memberikan pelajaran langsung terhadap para penontonnya, akibat playing victim secara langsung dan tidak langsung. Bahayanya playing vitim akan mengakibatkan kondisi mental yang tidak tenang dan gusar menghadapi kehidupan. 

Aris selalu dibayangi perasaan bersalah atas kematian anak dan retaknya hubungan rumah tangga mereka. Namun, Aris tidak dapat bersikap tegas dan terus melempar kesalahan kepada orang lain.

Bagaimana dengan victim blaming? 

Berbeda dengan playing victim, jika playing victim adalah sikap diri yang melekat seakan-akan pelaku menjadikan dirinya sebagai korban yang patut untuk dikasihani, mendapatkan simpati dan perlakuan baik dari sekitarnya selayaknya korban. 

Sementara victim blaming justru kebalikannya, korban malah disudutkan seakan sebab musabab terjadinya karena si korban yang memancing perkara. Misalnya dalam dialog tersebut diatas, dimana Kinan dituduh berselingkuh dengan Andre. 

Selain sebagai alasan untuk menghindari tuntutan hukum dan memainkan peran sebagai seorang playing victim, dialog tersebut terkesan mencerminkan, karena Kinan dekat dengan Andre, maka Aris berhak untuk dekat dengan Lidya. Seakan kesalahan pelaku dianggap sebagai kebenaran dan si korban yang bersalah. Lebih sederhana lagi didalam kehidupan sehari-hari, ketika tindak pelecehan seksual terjadi kepada seorang perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun