Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Takkan Pernah Tahu Kasih Sayang Ibu, Sebelum Kita Menjadi Ibu

22 Desember 2021   10:13 Diperbarui: 23 Desember 2021   17:10 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : Grid.id 

Sebelum berangkat bekerja, ibu mempersiapkan asupan bergizi untuk generasi penerus yang bersiap untuk sekolah dan ayah berangkat bekerja. Mulai dari urusan dapur sampai dengan urusan sekolah anak tuntas dalam satu waktu entah bagaimanapun caranya. 

Begitupun saat ibu berangkat kerja, disela-sela kesibukannya, prioritas utama adalah anaknya. Pulang kerja, belum lepas rasa lelahnya, ibu langsung beradu akting lagi didapur mempersiapkan makanan untuk keluarga, mengajak komunikasi anak-anaknya, mengajarkan anaknya tentang pelajaran sekolah dan kehidupan ini. 

Mungkin, bisa saja ia mengeluh dengan keadaan yang menyita sebagian besar waktu didalam hidupnya. Tapi... lidahnya ditakdirkan untuk terus bertutur doa terbaik untuk anak-anak dan keluarganya. 

Sebuah hal yang luar biasa dilakukan seorang ibu untuk membagi waktu tanpa membagi kasihnya. Saat bekerja, kasihnya tetap bertaut pada anak dan keluarganya. 

Saat di kantor ada acara makan-makan dan ia sedang senang, tak lupa ibu membagikan kesenangan itu dengan keluarga. 

Tak ada kenikmatan sejati yang ia rasakan selain berbagi. Tak peduli sakit, hujan badai menghadang dan pilu yang mencekam. Ia tetap melakukan yang terbaik. 

We never know the love of a parent till we become parents ourselves 

Ibu bisa menjadi apa saja : 

1. Bundahara, sebutan untuk menteri keuangan keluarga yang hebat

Setelah menjadi ibu, baru menyadari ketika sejumlah uang harus dibagi-bagi untuk kesejahteraan keluarga dan orang tua. 

Dulu, ibu dengan banyak anak dan penghasilan tak seberapa, anak-anak dapat menikmati bangku pendidikan dan berkecukupan untuk segala hal. Menjadi ibu untuk anak-anak saat ini menjadi tantangan tersendiri, dimana beban moral dulu dengan sekarang berbeda. 

Dulu, hanya dengan buku dan pulpen, anak-anak belajar dan menjadi manusia yang pintar. 

Sekarang, bukan hanya bermodalkan buku dan pulpen, pengeluaran lebih dalam bentuk gawai, paket internet, kegemaran anak untuk nge-mall dan trend anak muda lainnya. Ibu kerja keras banting tulang, anak terkikis oleh perkembangan zaman. 

Bukan sekedar kasih, eksistensi dan uang, anak butuh pengawasan. Ibu harus membagi diri untuk mengawasi. 

Mengawasi pun menghadapi perubahan yang signifikan. Bukan lagi cara-cara ortodoks yang dilakukan. Ibu mensiasati ilmu parenting untuk menjadi sahabat dan satu-satunya tempat berlabuh bagi anak. 

2. Pemerhati Sejati 

Ibu sangat detail memperhatikan tumbuh kembang anak. Di saat ia masih bayi hingga menjadi ibu bagi cucu-cucunya nanti. Meski anak telah menikah, ibu tetap mencurahkan perhatiannya pada anak. 

Pertautan jalinan kasih ini tidak bisa diretas meski keadaan telah berbeda. Meski anak sudah membagi perhatiannya pada istri/suami dan anak-anaknya, seorang ibu tak pernah membagi kasihnya. 

Ibu mengambil peran penting didalam kehidupan. Melahirkan generasi penerus yang berkualitas, tetapi ancaman di era perkembangan zaman ini lebih mengerikan. 

Perhatian ibu bukan hanya pada anaknya sendiri tetapi lebih mawas terhadap gawai yang digunakan oleh anak. 

Teledor sedikit saja, anak sudah tergerus oleh nilai-nilai moral yang diajarkan oleh tontonan dalam layar. Apalagi, gawai tidak sepenuh dapat mengkontrol isi konten. Ekstra kerja keras untuk seorang ibu zaman sekarang. 

3. Ibu Adalah Madrasah 

Sebagai amanah yang harus dijaga dengan baik, ibu sangat mensyukuri karunia yang telah diberikan oleh Sang Maha Kuasa kepadanya. 

Si Anak akan menjadi apa dan siapa adalah tanggung jawab mutlak seorang ibu. Nilai kasih dan ketulusan ditanamkan bukan hanya saat ia menjadi manusia, melainkan sejak saat ia berada didalam rahim. 

Amanah besar seorang ibu bukan hanya menjaga tetapi menjadikan seorang anak menjadi manusia yang berguna. Transmisi nilai yang ditanamkan bukan hanya sekedar tutur tetapi perangai didalam diri. 

Selama ini kita tidak pernah bisa merasakan bagaimana rasanya  menjadi ibu. Bagaimana tangan lembutnya dapat menjamah semua kehidupan seakan sudah tertata dan rapi didalam kisah dan kenangan ketika ia sudah pergi dan tak lagi ada disini. Tantangan dan segala bentuk ujian ia hadapi dengan senyuman, seakan dunia ini sedang tenang dimata sang anak. 


Selamat Hari Ibu 2021. Teruntuk Ibunda Tercinta Di Alam Keabadian Sana... 

Bogor, 22 Desember 2021

Salam, 

Sri Patmi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun