Dulu, hanya dengan buku dan pulpen, anak-anak belajar dan menjadi manusia yang pintar.Â
Sekarang, bukan hanya bermodalkan buku dan pulpen, pengeluaran lebih dalam bentuk gawai, paket internet, kegemaran anak untuk nge-mall dan trend anak muda lainnya. Ibu kerja keras banting tulang, anak terkikis oleh perkembangan zaman.Â
Bukan sekedar kasih, eksistensi dan uang, anak butuh pengawasan. Ibu harus membagi diri untuk mengawasi.Â
Mengawasi pun menghadapi perubahan yang signifikan. Bukan lagi cara-cara ortodoks yang dilakukan. Ibu mensiasati ilmu parenting untuk menjadi sahabat dan satu-satunya tempat berlabuh bagi anak.Â
2. Pemerhati SejatiÂ
Ibu sangat detail memperhatikan tumbuh kembang anak. Di saat ia masih bayi hingga menjadi ibu bagi cucu-cucunya nanti. Meski anak telah menikah, ibu tetap mencurahkan perhatiannya pada anak.Â
Pertautan jalinan kasih ini tidak bisa diretas meski keadaan telah berbeda. Meski anak sudah membagi perhatiannya pada istri/suami dan anak-anaknya, seorang ibu tak pernah membagi kasihnya.Â
Ibu mengambil peran penting didalam kehidupan. Melahirkan generasi penerus yang berkualitas, tetapi ancaman di era perkembangan zaman ini lebih mengerikan.Â
Perhatian ibu bukan hanya pada anaknya sendiri tetapi lebih mawas terhadap gawai yang digunakan oleh anak.Â
Teledor sedikit saja, anak sudah tergerus oleh nilai-nilai moral yang diajarkan oleh tontonan dalam layar. Apalagi, gawai tidak sepenuh dapat mengkontrol isi konten. Ekstra kerja keras untuk seorang ibu zaman sekarang.Â
3. Ibu Adalah MadrasahÂ