Beberapa menit setelah kehangatan bandrek ditenggorokan turun ke usus, kami memasak air dan menyeduh secangkir kopi untuk tidak melewatkan suasana indah disini. Beberapa makanan dimasak untuk mengganjal rasa kantuk yang mulai hadir, seperti jagung bakar dan popcorn yang dibeli di mini swalayan. Dipanggang dengan mentega diatas nesting dan taraaa.... jagung popcorn yang meletup-letup siap dinikmati.Â
Setelah rehat sejenak ternyata kabut tebal dan cahaya mentari pagi berhias dengan segala keteduhan semesta. Suara kicau burung menyapa pagi dengan senyuman hangat dari Gunung Salak yang mengintip dari kejauhan. Rasanya tak sabar menunggu mentari mulai menunjukkan sinarnya. Meski suasana terasa mendung, pukul 07:00 WIB akhirnya mentari tak malu lagi menampakkan sinarnya. Hormon endorphin memacu deras didalam tubuh, memproduksi rasa bahagia, riang dan suasana positif didalam diri.Â
Setelah menyaksikan aroma pagi yang masih perawan dari ketinggian Kota Bogor, kami memasak sarapan. Kami memasak makanan sedikit banyak dan membagikannya kepada teman-teman lain yang sedang kemping disekitar kami. Mereka bercerita dan bertukar pengalaman. Sesaat kemudian, temanku bersama dengan klub motor R20 Tangerang tiba dilokasi. Tanpa disengaja kami bertemu disini. Mereka baru mulai mendirikan tenda, kami membantu dan bergegas mengemasi barang untuk pulang.Â
Sepanjang perjalanan pulang, kami melihat Kota Bogor dibawah sorotan matahari yang mulai meninggi. Pohon-pohon besar, tempat bersejarah dan hiruk pikuk kotanya yang begitu padat. Kuasa Tuhan telah menciptakan alam Bogor seperti ini. Semoga pertemuan dengan alam dapat membangkitkan sikap positif didalam diri.Â
Bogor, 19 Desember 2021
Salam,Â