Ketidakberuntungan diterima di Sekolah Negeri telah mengantarkan pada keberuntungan bertemu dengan orang-orang luar biasa. Yayasan Perguruan Markus terletak di Kebon Nanas, Tangerang. Yayasan ini menaungi pendidikan bagi semua kalangan. Mulai dari jenjang SLB hingga SMA.
Kebersamaan Dengan Siswa Luar Biasa
AditÂ
Siswa penderita down syndrome bernama Adit. Pada usia 15 tahun ini, Adit duduk di bangku kelas 5 SD. Kemampuannya membaca, menghitung dan menelaah pelajaran dari Ibu Sukaesih semakin baik. Setiap hari ia mengantarkan makanan dan minuman ke kelas. Selayaknya manusia biasa, kurasa Adit sedang mengalami perasaan jatuh cinta.Â
Masalah makanan dan minuman yang diberikan, ia tak pernah absen. Sesekali kado istimewa mendarat cantik di mejaku. Semua teman-teman bersorak sorai kepadaku karena disukai oleh siswa Sekolah Luar Biasa.
Terlihat seperti sebuah sarkasme dan hal yang tabu ketika seorang penderita down syndrome jatuh cinta. Aku tahu meski terasa aneh pasti hatinya sedang berbunga selayaknya pria yang sedang dimadu asmara. Beberapa kalimat dalam sepucuk surat yang ia tinggal diatas mejaku berisi pesan yang sangat romantis.Â
Untuk merayakan dan berbagi kebahagiaannya, kadang-kadang Adit mengajak Geri untuk makan bersama di kantin. Semangkuk Indomie dilahap habis sambil bercerita dan tertawa selayaknya manusia biasa yang dilanda asmara.Â
GeriÂ
Orang luar biasa selanjutnya adalah Geri, seorang penderita down syndrome. Usia Geri 17 tahun dan sekarang duduk di kelas 4 SD. Sayangnya, Geri adalah siswa SLB yang paling ditakuti oleh perempuan. Pasalnya, ia selalu mengejar-ngejar perempuan. Ia berusaha untuk melakukan perilaku asusila.Â
Pak Ma'ruf, seorang guru olahraga lebih ekstra menjaga Geri. Jika Geri sudah mulai mengejar-ngejar perempuan, Pak Ma'ruf memerintahkan Geri untuk tiarap di lapangan. Seperti biasanya, Geri berusaha untuk mengontrol libidonya dengan cara seperti push up. Setelah 10 menit, ia kembali bermain bersama dengan Adit.Â