Depresi yang dihadapi oleh setiap orang tidak sama. Dimulai dari feeling lonely. Depresi merupakan penyakit, sudah selayaknya menghadapinya sama dengan orang yang sakit. Perasaan merasa sendiri mengakibatkan penderita depresi jarang sekali mendatangi psikiater atau psikolog. Jadi, perlu awarness lingkungan untuk lebih peduli terhadap penderita depresi.Â
Penderita depresi perlu kehadiran teman, meski ia tidak perlu. Lakukan treatment yang tepat karena penderita depresi tidak memerlukan nasihat dan penghakiman. Hal yang dibutuhkan hanyalah didampingi dan didengarkan. Jangan membuat orang depresi semakin merasa bersalah. Jika mulut tidak mampu menahan untuk menasihati orang, sebaiknya menjauh dari orang yang depresi, karena orang depresi tidak perlu nasihat. Depresi menyebabkan manusia tidak lagi hidup utuh selayaknya manusia.Â
Apa yang dialami penderita depresi adalah learn helplessness, analoginya seperti hamster yang terus berputar di roda kehidupannya. Terlihat seakan bergerak, berjalan dan berputar pada roda kehidupan padahal hanya jalan ditempat saja.Â
Saat menghadapi orang yang depresi, jangan ajarkan ia tentang agama atau rasa bersyukur. Reaksi kimia yang dirasakan oleh otak saat depresi itu berbeda, sehingga menimbulkan perasaan yang negatif. Salah satu gejala kunci depresi adalah unhedonia atau perasaan tidak mampu merasakan kesenangan, termasuk melakukan hobi pun tidak senang.
Jika seseorang masih merasakan ekspresi seperti disakiti lalu marah, ketika bahagia merasakan gembira, artinya otak masih bekerja dengan baik. Hal yang patut diwaspadai jika seseorang mulai diam dan tertutup. Mulai peduli dengan lingkungan sekitar tanpa bermaksud mengusik atau ikut campur.
Dari kisah Brenda Spencer, apapun yang dilakukan oleh Brenda adalah sesuatu yang tidak dapat diaminkan. Kendati mengalami masalah apapun dalam kehidupan, tekanan mental, beban fisik dan batin sebaiknya dikontrol dengan baik dalam diri. Supaya tidak merusak dan menghancurkan orang lain. Ajak bicara anak dan kerabat, sesekali manusia membutuhkan telinga yang ingin mendengar bukan mulut yang menghakimi. Karena pembentukan karakter dan mental seseorang dimulai dari lingkungan.Â
Salam,Â
Sri Patmi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H