Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senin yang Merindu

29 November 2021   07:35 Diperbarui: 29 November 2021   08:21 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar : syahida.com

Sedari pagi sudah ada Minggu yang merayu tak mau pergi

Kenangan waktu yang telah berlalu saat rindu harus dibagi

Jangan.. jangan paksa aku untuk menahan adrenalin yang telah meninggi

Aku tak mau rasa rindu ini harus berperang dengan akal pikir yang berstrategi

Hari ini pagi menyapa dengan Senin yang bertamu

Tak tahan Senin yang merindu datang terlebih dahulu untuk bertemu

Duduklah! Ada secangkir kopi yang mengepul siap untuk menjamu

Secangkir pahit dan manis yang dipadu dalam cangkir yang kuramu

Kecupmu pagi ini menenangkan hati yang bergejolak

Hadirmu meredam rasa yang kian memuncak

Menunggu kejutan demi kejutan  yang membuatku terbelalak

Bersama menyusuri jalan saat cahaya mentari telah menyibak

Mari berangkat jangan biarkan rindu ini berkarat

Hari ini aku tak mau datang terlambat

Takkan kulepas selalu kugenggam erat

Biar kau rinduku kian pekat karena Senin kian memikat

Jakarta Selatan, 29 November 2021
Salam,

Sri Patmi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun