Mohon tunggu...
SRI PATMI
SRI PATMI Mohon Tunggu... Mahasiswa Magister Program Studi Strategi Pertahanan - Dari Bumi ke Langit

Membumikan Aksara Dari Bahasa Jiwa. Takkan disebut hidup, jika tak pernah menghidupi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Dulu Rajin Sekarang Malas, Hati-Hati Burnout Syndrome!

21 November 2021   17:16 Diperbarui: 22 November 2021   23:49 2498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gambar : tagar.id

Kamu pernah enggak sih ngerasain malas untuk melakukan aktivitas apa saja? Mau berangkat kerja malas, belajar malas, melakukan apapun malas? Pernah merasakan kelelahan luar biasa, tetapi ketika istirahat malah tidak hilang rasa lelah itu? 

Bisa jadi Anda sedang mengalami burnout syndrome. Hal ini tidak bisa dianggap sepele, selain mengganggu produktivitas, burnout syndrome juga menyebabkan terganggunya kesehatan mental.  

Pada dasarnya burn out adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan stress yang dipicu oleh aktivitas sehari-hari, contoh karena pekerjaan, kuliah, sekolah, beban rumah tangga. 

Munculnya burn out bisa dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jarang mendapat apresiasi dari sekitar, beban kerja terlalu berat, aktivitas yang monoton. Kondisi tekanan dan kelelahan emosional yang bermanifestasi dalam bentuk kelelahan fisik. Ciri-Ciri Burn out berikut ini :

1. Kurang Bersemangat Menjalani Aktivitas 

Karena sudah kurang memiliki semangat, akhirnya aktivitas terasa menguras energi dan membuatmu gampang lelah. Jangankan setelah menjalani aktivitas, membayangkannya saja Anda akan merasa kehilangan motivasi. 

2. Kurang Menyenangi Aktivitas Bahkan Membenci 

Dalam melakukan aktivitas ini, Anda sudah merasakan berat dan terbebani. Bahkan Anda sudah membencinya sebelum memulai. Akhirnya menjalani segala sesuatu hanya karena tuntutan dan keterpaksaan saja. Jika dulu, aktivitas tersebut adalah bagian dari rutinitas yang menyenangkan, sekarang malah menyeramkan. 

3. Performa Aktivitas Menurun 

Jika dulu, dalam 1 hari bisa menyelesaikan puluhan bahkan ratusan permasalahan secara sigap dengan keputusan yang tepat. Saat ini hanya dapat melakukan 1 atau dua pekerjaan saja, itupun sudah alakadarnya yang penting selesai. Supaya terlihat ada kegiatan yang dilakukan dalam keseharian. 

4. Gampang Marah, Sensitif dan Emosi Tidak Terkontrol 

Kondisi emosional yang tidak stabil menyebabkan segala kondisi psikologis tidak terkontrol. Bergejolak tidak dapat membedakan cara-cara responsif dalam menerima tekanan dari luar. Justru saat ini terjadi hanya reaktif tanpa ada solusi. 

5. Menarik Diri Dari Lingkungan Sekitar 

Saat bornout, serasa ingin sendiri dan mengisolasi mencari ketenangan. Merasakan setiap masalah dapat diselesaikan dengan cara pikir sendiri. Saat bornout, butuh ruang untuk sendiri. Namun, gejala ini sebagian tidak terjadi pada semua orang. 

6. Gampang Sakit/Psikosomatik 

Jika beban mental berlebih, beban tersebut akan berpindah ke sakit fisik. Bagian yang paling sering terjangkit adalah Gastro Intensinal (area pencernaan), terbakar dibagian dada.  

7. Merasakan Lelah Berkepanjangan 

Akibat dari dalam diri sudah merasakan jengah dan terasa penuh, pekerjaan secara fisik akan terasa melelahkan. Bedanya lelah fisik dan lelah karena burnout adalah ketika lelah fisik, dengan istirahat maka teratasi. Jika burnout, istirahat justru tidak tenang dan bukan solusi. 

Cara Mengatasi Burnout : 

1. Buat Skala Prioritas 

Buatlah skala prioritas agar pekerjaan rutin tidak terlihat rumit. Dari skala prioritas ini, Anda akan tahu dari mana harus memulai dan mengakhiri sebuah pekerjaan. Ketika burnout, buatlah standar yang biasa, turunkan ekspektasi untuk bisa mencapai sesuatu yang fantastis. Jika kondisi menta sudah mulai membaik, mulailah untuk menjalani aktivitas sesuai ekspektasi. 

2. Bicara Dengan Pihak Yang Tepat 

Jika bekerja ternyata atasan yang membuat kondisi burnout? apa perlu Anda bicara dengan atasan Anda? Sebaiknya bicarakan kondisi Anda dengan cara yang tepat, mudah dimengerti. Minimal, atasan Anda mengerti apa yang sedang Anda rasakan dan dapat bersikap untuk mengurangi tekanan terhadap diri Anda. 

3. Ubah Gaya Hidup 

Perhatikan asupan makanan, olahraga, waktu istirahat. Jika diperlukan ketenangan, cobalah untuk bermeditasi! Hal ini akan memberikan dampak yang positif terhadap diri Anda. 

4. Manajemen Stress 

Sejak lahir, kita diberikan segala bentuk kondisi lahiriah dan batin yang sudah dapat dirasakan. Anda sudah mengerti bagaimana ketika Anda marah, sakit hati, terluka, kecewa, tidak nyaman dan stress. Lakukan hal yang membuat Anda lepas dari beban tersebut. Misalnya melakukan hobi Anda, staycation dll. 

5. Self Diagnose 

Biasanya fisik Anda tidak seperti ini, kenapa sekarang begini? Tentunya hal ini dapat Anda rasakan. Jika Anda sudah dapat menerka ada sesuatu yang beda dengan fisik dan batin Anda, maka penanganan secara intens dapat dilakukan secara personal atau melalui seorang psikolog. 

Dalam kondisi pandemi seperti ini, sebaiknya menjaga kondisi mental dan fisik secara baik. Imbangi kehidupan dengan pola-pola yang sehat dan positif. Mudah-mudahan pandemi dan kondisi diri yang mengalami mental illness akan berlalu. 

Bogor, 21 November 2021

Salam,

Sri Patmi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun