2. JANGAN IKUT CAMPUR JIKA TIDAK DIMINTAI PENDAPATÂ
Meski berteman, kita terlahir dari aspek kebudayaan yang berbeda-beda. Membantu bukan berarti ikut campur. Justru hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Banyak cara elegan yang dapat dilakukan jika ingin membantu teman. Dukungan bukan hanya bertindak atas nama memberi bantuan. Tanyakan apakah perlu bantuan terhadap masalahnya? Jika tidak, sebaiknya jangan paksakan kehendak  untuk membantu meski berniat baik. Berikan ruang pendewasaan diri untuk teman kita. Meski demikian, selayaknya teman berikanlah atensi agar ia merasa nyaman.Â
3. JADILAH PENDENGAR DAN PEMBERI SOLUSI TERBAIKÂ
Ada bagian kehidupan dimana manusia membutuhkan untuk didengarkan bukan dihakimi. Saat mendengarkan, bukan pula kita menjadi opportunis dan memanfaatkan segala bentuk informasi sebagai senjata untuk membuka kartu keburukan teman sendiri. Saat harus mendengarkan, cukup pendengaran kita yang bekerja. Setelah itu, berikan solusi jika ia membutuhkan solusi. Tetapi jika ia hanya sekedar menumpahkan unek-uneknya saja, jadilah pendengar yang baik. Cukuplah informasi itu sampai pada pendengaran, pikiran dan hati kita. Bukan untuk disebarluaskan lagi kepada orang lain. Cukup informasi itu berhenti pada diri sendiri dan jadikan pelajaran yang bermakna.Â
Etika pertemanan ini sangat sepele, tapi tidak dapat diabaikan. Dampaknya akan merusak hubungan pertemanan.Secara harfiah, manusia membutuhkan teman. Jangan sampai hubungan pertemanan yang sudah terjalin harus pupus karena hal-hal sepele. Kehilangan teman sangat menyedihkan terlebih pernah berbuat salah kepadanya sebelum meminta maaf dan ia telah pergi. Percayalah mencari 1000 musuh lebih mudah dibanding 1 teman.Â
Bogor, 20 September 2021Â
Salam,Â
Sri PatmiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H