Malam ini seperti biasa, langit menunjukan pesonanya melalui bintang-bintang.
Luasnya cakrawala seolah memberikan pesan, jika hidup memiliki berbagai dimensi.
Dimensi-dimensi yang belum tentu kita jelajahi.
Perjalanan panjang membawa ragu yang begitu tinggi.
Seperti menaruh sehelai daun dari atas tebing, yang bisa terjatuh dalam beberapa detik.
Kaki ini terus melangkah, sampai sadar tak sadar, berada di pojok kota.Â
Seluas mata memandang, hanya ada tebing yang dibalut indahnya salju.
Putih bersih, bagai kehidupan sebelum 'adzan' dikumandangkan dalam dekapan  jari mungil.
Tapi siapa sangka, seindah apapun yang kita lihat, setenang apapun pandang, nyatanya ancaman terus menghantui.
Terlihat indah memang, salju di pojokkan kota tua ini.
Kemudian bruggg...Â
Avalanche hadir di depan mata.
Terlihat indah memang.
Namun siapa sangka, keindahan itu menyimpan sejuta kerapuhan.
Melihat cakrawala bersama avalanche.
Memberikan banyak perspektif tentang makna perbedaan.
Walau cakrawala dan avalanche adalah 'atma' yang berbeda.Â
Teritorial semestapun membuat mereka berjarak.
Namun lihatlah, dari banyaknya kemungkinan yang tidak mungkin.
Kita masih bisa menikmati keindahan keduanya, dengan cara yang sama atau berbeda.
Avalanche tidak selamanya rapuh, karena dia sudah bertahan dan berakhir dengan indah.
Sedangkan cakrawala tetap menjadi tempat bintang-bintang, untuk melengkapi keindahan avalanche.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H