Mohon tunggu...
Patma Sulistiana
Patma Sulistiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UNTIRTA Jurusan Pendidikan Sosiologi (S1)

Belajarlah dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Derai Hujan

26 Desember 2021   11:27 Diperbarui: 26 Desember 2021   11:41 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala kau dan hujan sama-sama menggema

Rantingpun enggan menunjukan suara jatuhnya

Secercik air hujan yang di genggam

Ternyata tidak menenangkan gelisahnya

Sore itu nampaknya pelangi muncul

Hijau, kuning, kelabu, merah muda, dan biru

Bukan sebuah lagu, melaikan indahnya lukisan kalbu

Anak kecil mengenggam sebuah payung yang lucu

Digenggam pula tanganya oleh sang ibu

Membawa seikat bunga yang layu

Berharap bapak membawa bunga yang baru

Hujan selalu menjadi saksi pilu dan rindu

Perasaan yang membaur menjadi satu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun