Adek: “Nggak mau…! Pokoknya aku mau beli mobil tronton, aku khan belum punya!”
Aku: “Uangnya sudah habis, Sayang….! Tuuhh…udah dibeliin susu. Apa begini aja, mobil-mobilan Adek dijual dulu, khan dapet uang, tuh! Trus, baru deh beli mobil tronton!”
Adek: terdiam, lagi mikir….
Adek: “Iya, Mi. Dijual yuuk… mobil-mobilannya…, trus beli mobil tronton itu ya… ayooo!”
Aku: ”Iya! Yuuk…cepet pulang trus jual mobil-mobilan!”
Adek: ”Ayoook…!” sambil bergegas naik ke sepeda motorku.
Aku: (dalam hati) Yeess! Berhasil!
Sales motor (kebetulan ada di lokasi): “Pinter amat cara membujuknya, bu!”
Aku: Nyengir….
Itulah sepenggal kisah tentang bagaimana aku berunding/bernegosiasi dengan my prince, Dafva. Untuk diperhatikan, walau ada uang, tidak semua keinginan anak harus dituruti, apalagi demi menghindari tangis dan rengekannya. Sedari dini, anak harus disadarkan mengenai cara-cara pemenuhan keinginannya (proses), sehingga ia akan menyadari arti dari berjuang, berusaha, dan mengendalikan diri.
Bersambung…….