Sebuah film dengan Judul Ben-Hur adalah film yang diadaptasi lagi setelah beberapa puluh tahun sebelumnya diproduksi dan sukses meraih penghargaan. Menarik di sini mempelajari pesan yang disampaikan di dalamnya.
Jalan cerita singkat dari Film iniadalah Judah Ben-Hur adalah seorang pangeran /keluarga bangsawan Yahudi yang berkawan karib dengan saudara angkatnya bernama Messala adalah seorang anak yatim dari Romawi yang dijadikan anak angkat oleh Keluarga Ben-Hur.
Dalam kepulangannya setelah 3 tahun menjadi tentara Romawi Mesala kembali lagi ke Yerusalem, dia pergi pada waktu itu dikarenakan dia mencintai adik Ben-Hur yang bernama Tyrsah, namun Ibu ben-HUR tidak menyetujui. Maka kecewalah Messala dari keluarga itu dan menjadi Tentara Romawi, perang demi perang yang dimenangkannya membuat dia menjadi perwira dan pemimpin Legiun Tentara Romawi.
Ketika di Yerusalem dia harus memastikan keamanan bagi Gubernur romawi yang baru karena di situ telah meningkat pemberontakan kaum Zelot yang berjuang melawan sifat menindas tentara Romawi (Israel memiliki sejarah panjang dengan penjajahan Romawi) namun sebuah tragedi menimpa prioritas tugas nya sang perwira ini Mesala, bahwa sang Gubernur mengahdapi penyerangan yang sangat fatal dan ironisnya penyerang berasal dari dalam rumah Ben-Hur.
Penyerang adalah seorang muda kaum zelot yang diobati karena terluka di dalam peperangan, Ben–Hur sebenarnya keluarga terhormat dan tidak mendapatkan penindasan dari Romawi tetapi sejak saat peristiwa penyerang Gubernur, Ben-Hur dan keluarganya harus dihukum karena dituduh berupaya membunuh Gubernur Romawi.
Seorang pangeran yang ramah dan baik hati, penuh dengan kemewahan dalam waktu singkat dihukum menjadi budak pendayung kapal perang Romawi dan keluarganya ibu dan adiknya tidak diketahui nasibnya (rupanya mereka dipenjara dalam sebuah gua dan menderita kusta yang sangat mengerikan).
Kini Ben–Hur menjadi seorang budak dengan penderitaan yang teramat sangat tidak berharga lebih rendah dari sampah sekalipun, dia kehilangan segalanya. Dia menderita dan keluarganya habis oleh perbuatan yang tidak dilakukan tetapi karena hendak berbuat kedamaian di kotanya yang mulai terkotak oleh dendam dan ingin saling melenyapkan.
Messala menghukum keluarga Ben-Hur, keluarga yang telah mengangkat anak dalam hidupnya. Ben–Hur 5 tahun hidupnya dihabiskan dalam cambukan dan rantai kapal yang selalu mengikat dirinya dlm pengap dan kotornya ruang bawah kapal, sangat bertolak dengan istana tempat dia berasal dan tinggal di dalamnya.
Hidupnya dipenuhi dendam walau wajahnya dan bentuk tubuhnya masih bisa dikenali istrinya tapi istrinya tidak bisa menerima monster kebencian dan dendam yang mengendalikan hidup Ben-Hur.
Singkat cerita ketika pada suatu kejadian pada waktu itu terjadi sebuah peristiwa hukuman penyaliban yang diderakan kepada seorang bernama Yesus dari Nasareth, pada suatu kejadian ketika Yesus terjatuh akibat memikul Salib, Ben-Hur yang iba hati akan memberi minum, maka tentara romawi mengusirnya sehingga dia mau melawan dengan mengambil batu utk dilempar, namun Yesus memegang tangan dan menahannya, dan dia mendengar Yesus bicara, ”Aku memberikan hidupku menurut kehendakku.”
Ben-Hur rupanya terkesima dengan pernyataan itu, tentang kerelaan yesus menjalani derita dan Hukuman yang sebenaranya bukan untuk dirinya. Dan pengampunan di tengah derita yang memuncak di atas kayu salib, Yesus menyampaikan pengampunannya atas semua perbuatan yang ditimpakan atas dirinya karena mereka tidak tahu apa yang diperbuatnya.
Redalah amarah dan dendam yang menguasai seorang Ben-Hur, dia mencari Messala yang sudah siap dengan pembalasan dendam namun Ben-Hur datang untuk mengampuni dan tidak ingin terjadi kehilangan lagi yaitu saudara angkatnya ini kuasa pengampunan kembali menyatukan keluarga ini, bahkan Ibu dan adiknya mujizat sembuh dari kustanya karena peristiwa penyaliban di bukit Golgota tersebut di atas gua tempat orang kusta dipenjara sehingga ketika hujan yang turun pada waktu Yesus disalib darah dan air yang menetes menyembuhkan mereka.
Ketika perpecahan di sebuah sistem sosial ternganga lebar, banyak jalan diupayakan dari banyak golongan (salah satunya Kaum Zelot = golongan milisi melawan penjajah Romawi) ada yang ingin melenyapkan sumber penindas (tentara Romawi) dengan cara mengikuti caranya sang penindas yaitu dengan kekerasan.
Ada yang dengan kekuasaan (perwira Messala) mengendalikan ketentraman dengan membuat ketertiban tanpa menyelesaikan kekacauan di dalamnya dan menggunakan keluarga bangsawan yang dianggap didengarkan oleh rakyat namun malapetaka yang terjadi. Ada dari pihak manusia dengan berlaku netral menarik diri namun tetap saja tidak menghentikan badai dendam kesumat dan saling menindas. Namun ada seorang Yesus yang mengajarkan mengasihi musuh, dan itu yang menggetarkan dan menakutkan bagi si penindas, namun jalan Tuhan memang pengampunan dan terciptalah kedamaian.
Afrika selatan pada waktu Nelson Mandela belajar di dalamnya dan Africa Selatan terhindar dari malapetaka kemanusiaan yang saling membunuh ketika saatnya dendam dilampiaskan, Nelson Mandela membelokannya menjadi perdamaian nasional dan melebur jurang dendam kesumat itu menjadi jembatan indah kedamaian.
Kapankah Indonesia yang dikenal dengan negri kaya akan toleransi yang kini tipis digerogoti oleh polarisasi perbedaan segala macam yang terus setiap saat dikipas dan di blowup sehingga wajah negeri ini menjadi aneh? Mungkinkah dan kapan negeri ini akan belajar dari kisah Film Ben-Hur ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H