Mohon tunggu...
Patar Simatupang
Patar Simatupang Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berdoa dan Bekerja

Pekanbaru, 09 April 1999

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kasus Penyimpangan Pancasila

5 Juli 2021   22:57 Diperbarui: 5 Juli 2021   23:22 1974
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

     Pancasila merupakan dasar negara , selain itu pancasila bisa dikatakan sebagai pedoman hidup. Didalam sila-sila pancasila terdapat hak-hak sebagai selayaknya manusia yang terkandung didalamnya, selain itu sila-sila pancasila bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan adanya pancasila ini kita lebih bisa menghargai disetiap perbedaan dan dengan adanya pancasila kita bisa lebih mengenal apa arti kebersamaan serta keadilan dalam bermasyarakat yang saling gotong-royong. Sehingga warga Indonesia dapat menciptakan bangsa yang Hidup rukun, saling mendukung satu sama lain, dan dapat bersatu demi satu tujuan yaitu membuat bangsa Indonesia menjadi negara yang maju. Jadilah negara yang gotong-royong sesuai pesan-pesan Ir.Soekarno agar kita bisa meraih tujuan bersama untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.

   Kasus Kasus yang sering kita temui dilayar televisi ,banyak kasus-kasus yang sering menyimpang 5 sila dari pancasila : 


I. Sila pertama yang berbunyi " Ketuhanan Yang Maha Esa " Artinya kita harus lebih mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi di Indonesia banyak ognum-ognum yang kurang bertanggung jawab dan menyalah gunakan sila pertama,ada beberapa penyimpangan yang pernah ada di Indonesia misalnya :

1.Perusakan tempat ibadah
2.Gerakan radikal kelmpok tertentu yang mengatas namakan agama
3.Tidak ada sikap toleransi kepada sesama

CONTOH KASUSNYA SEPERTI : BOM DI BALI. 

Menurut saya : tindakan tersebut terlalu anarkis karena apa pengaruh ekonomi dan ketersinggungan antara perkataan ,perbuatan ,tingkahlaku seseorang yang membentuk sekelompok terorisme demi kepentingan sendiri/kelompok.

 Cobalah mari kita mengingat pesan pesan yang diucapkan oleh Soekarno yang merupakan Model pemimpin Luar biasa memberikan pengaruh untuk kemerdekaan indonesia bahkan Dunia dan juga merupakan Ilmuan yang Pancasilais serta Filsafat Pancasila Indonesia, dia berkata: 

"Hanya jikalau kita kembali kepada jiwa yang demikian itulah.. kita bisa melangkah dengan cepat perbedaan yang besar antara harapan dan realiteit. Menjadilah kita yang penuh dinamik, satu bangsa yang 'hiyeg rumagang ing gawe' satu bangsa yang tidak dengki -- mendengki satu sama lain ... Menjadilah rakyat Indonesia rakyat yang makmur, sebab ia mengerti dan menindakkan bahwa kemakmuran hanyalah menjelma jika dipanggil dengan panggilannya: gawe." Perbuatan manusia itu tidak tunggal, melainkan kompleks. Maksudnya,tindakan mencuri, misalnya, jelas bukan hanya merupakan tindakan mengambil barang milik orang lain tanpa izin begitu saja. Tindakan mencuri terdiri atas elemen-elemen perbuatan yang kompleks. Tindakan itu mengalir dari rentetan motivasi untuk melakukan pencurian. Dalam menegaskan motivasi, terdapat pula preferensi nilai atau gradasi pertimbangan baik buruk sampai kemudian tercetus keputusan untuk mencuri. Tetapi, keputusan mencuri belum merupakan perbuatan pencurian. Keputusan menjadi suatu perbuatan pada waktu kehendak mengeksekusinya dalam tindakan. Jadi, dalam tindakan mencuri, ada banyak elemen perbuatan yang berpartisipasi didalamnya: motivasi, kehendak, eksekusi kehendak dalam perbuatan. Karena kompleksitas perbuatan manusia, penilaian moralnya juga kompleks. Artinya, tidak setiap tindakan mencuri dipandang salah. Ada banyak faktor yang memengaruhi kita dalam melihat tindakan pencurian dan menghasilkan penilaian moral yang beragam. Orang yang mencuri karena terpaksa (misalnya karena tidak memiliki apa pun untuk dimakan) jelas berbeda dengan orang yang mencuri karena rakus (misalnya para koruptor--yang hasil pencuriannya untuk berfoya-foya atau untuk membiayai wanita-wanita simpanannya). Orang yang hanya berniat mencuri jelas tidak bisa dikategorikan sebagai orang yang mencuri. Pencurian atas harta karun negara dan tindakan pencurian ayam tetangga juga jelas memiliki konsekuensi penilaian yang tidak seragam. Keanekaragaman penilaian inilah menunjukkan bahwa perbuatan manusia itu komplek dan pastinya semua keputusan berdasarkan Prinsip Musyawarah dan Mufakat

Terima kasih......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun