Mohon tunggu...
Junaedy Patading
Junaedy Patading Mohon Tunggu... Swasta -

Menulis untuk mengabadikan...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jokowi, Kado Natal untuk Masyarakat Papua

29 Desember 2014   06:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:16 2195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1419784738266381368

[caption id="attachment_343840" align="aligncenter" width="606" caption="Gambar: liputan6.com"][/caption]

Sebenarnya saya tidak berniat menghadiri Perayaan Natal Nasional yang diselenggarakan di Stadion Mandala Jayapura, Sabtu 27 Desember lalu. Namun sehari sebelum hari “H” saya tiba-tiba berpikir ulang. Ada beberapa pertimbangan yang akhirnya membuatku merasa wajib hadir di hajatan akbar tersebut.

Pertama; ini adalah sebuah sejarah baru di mana untuk pertama kalinya Natal Nasional dilaksanakan di luar Ibu Kota Jakarta dan Papua khususnya Jayapura mendapat kehormatan tersebut. Mungkin saja ini adalah salah satu cara Presiden Joko Widodo untuk lebih mendekatkan diri dengan rakyat Papua yang di rezim-rezim sebelumnya selalu merasa terpinggirkan. “Bagus begitu biar kita di Papua juga merasa punya presiden,” kata seorang teman. Atau bisa jadi sebagai bentuk “balas jasa” bagi masyarakat Papua yang pada pilpres lalu sebagian besar memilih pasangan Jokowi-JK.

Kedua; saya cukup antusias setelah tahu jika Pendeta Lipiyus Biniluk akan tampil sebagai pengkhotbah malam itu. Meskipun tak se-denominasi gereja, tapi saya selalu terkesan dengan khotbah beliau yang sangat mencerahkan.

Alasan yang ketiga tentu saja ingin melihat langsung wajah Presiden baru kita Ir. H. Joko Widodo. Setelah dua kali kedatangan sebelumnya di masa kampanye, saya tak punya kesempatan untuk melihatnya.

Akhirnya, dengan persiapan seadanya saya menggeber motor butut ke Stadion Mandala, empat km kurang lebih dari kediamanku.

Tepat pukul 15.00, saya pun tiba  di tempat tujuan. Aparat kepolisian tampak berjaga di setiap sudut stadion. Ada baracuda dan water canon. Kata temanku ada pula tank. Untuk masuk ke tribun setiap tamu harus melalui pemeriksaan cukup ketat, ada metal detector. Benda seperti korek api pun haram ikut dalam stadion. Agak berlebihan buatku, tapi mungkin itulah standar pengamanan bagi kehadiran presiden.

Setelah lolos pemeriksaan, saya pun masuk ke stadion, masyarakat sudah memenuhi tribun-tribun walaupun tak sesesak bayanganku sebelumnya. Suasana panas tak menyurutkan semangat masyarakat mengikuti rangkaian acara demi acara yang buatku agak biasa—biasa mengingat labelnya sebagai Perayaan Natal Nasional. Hanya ada dua artis nasional pendukung yang hadir, yakni Maria Idol dan Talita Dodoh. Keduanya hanya membawakan masing-masing dua lagu. Selebihnya diisi oleh kelompok paduan suara local. Sound system dalam stadion juga sepertinya kurang mendukung, suara penyanyi terutama solo terdengar kurang jelas. Benar bahwa ini bukanlah inti dan yang terpenting dari perayaan Natal namun ini jelas kurang sepadan jika disandingkan dengan biaya yang kabarnya mencapai 20 miliar rupiah.

Namun ada pula beberapa bagian acara yang cukup memukau dan menyita perhatian tetamu seperti tari-tarian tradisional Papua, sendratari, dan khotbah dari pendeta Lipiyus yang seperti perkiraan saya sebelumnya sangat berkesan. Dari semuanya, ada satu hal yang sangat menarik perhatian saya, di mana beberapa tamu umum yang duduk bersama-sama dengan kami adalah keluarga-keluarga kaum muslimin. Saya mengenali mereka dari busana yang dikenakan kaum ibu-ibu, jilbab. Ingin melihat Jokowi pikirku. Namun mereka tampak tidak canggung mengikuti acara. Bukan hanya itu, terlihat beberapa gadis remaja berbusana muslim juga tampil sebagai pengisi acara, mereka bahkan memainkan musik dan menyanyikan lagu-lagu bertema Natal. Sebuah pemandangan menyejukkan. Inilah salah satu bukti toleransi antar umat beragama yang tentunya wajib dipelihara di negeri kita.

Waktu sudah menunjukkan pukul 20.00 waktu Papua saat panitia mengumumkan bahwa Presiden RI Joko Widodo akan segera memasuki Stadion Mandala. Sontak hadirin bersorak kegirangan, bertepuk tangan. Dan ketika iring-iringan kendaraan yang membawa presiden benar-benar masuk ke pintu utama stadion, tanpa komando seisi stadion berdiri menyambut, beberapa orang tampak histeris, apalagi saat Joko Widodo maju ke depan panggung tamu kehormatan memberi salam kepada hadirin. Suasana haru sangat terasa. Masyarakat sepertinya sangat menantikan kehadiran pemimpin Indonesia teranyar ini. Saya sendiri agak kecewa, karena tempat saya duduk cukup jauh dari panggung kehormatan, dan hanya bisa melihat Jokowi di layar besar.

Kira-kira setengah jam kemudian, Jokowi didaulat memberikan sambutan. Dalam sambutannya, Presiden Jokowi menyatakan bahwa dia akan menepati janjinya untuk membangun sejumlah pasar tradisional di Papua, yang harus bersaing dengan pasar modern. Di hari yang sama Jokowi memang telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan pasar Pharaa di Sentani, Kabupaten Jayapura. “Pembangunan pasar di Papua pasti akan dilaksanakan, sesuai janji saya,” tegas Jokowi disambut sorak dan tepuk tangan hadirin.

Selain itu saya merekam beberapa poin penting yang dikemukakan Jokowi, di antaranya ia berjanji akan mengunjungi Papua minimal tiga kali setahun. Selain itu dia mengajak pihak-pihak yang masih berseberangan dengan pemerintah RI baik di gunung-gunung maupun hutan agar bersama-sama bangkit membangun Papua. Ia menyatakan bahwa sebenarnya Papua tidak hanya butuh pembangunan fisik seperti jalan, jembatan, gedung-gedung tapi butuh diajak bicara. Presiden juga menyesalkan insiden berdarah di Enarotali baru-baru ini. Dia dengan tegas memerintahkan agar kasus ini segera diusut dan diselesaikan dan di masa-masa mendatang tidak boleh terjadi lagi.

Meski singkat dan dibawakan dengan bahasa ala “Jokowi”, namun justru masyarakat tampak gembira dan puas dengan sambutan sang presiden. Buktinya selepas Jokowi memberikan sambutan mereka mulai bergegas keluar stadion, dan tak peduli dengan beberapa bagian acara sisa. Pulang dengan kemenangan. Sepertinya mereka memang hanya merindukan Jokowi dan kedatangannya adalah kado Natal terindah tahun ini buat mereka. Entahlah, tapi menurutku begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun