"Cepat ambilkan saya buku?!"
Sang Profesor naik pitam di saat melihat temuannya tidak lagi dapat menerima
perintah darinya. Dia pun mengambil setrum accu
yang terdapat di sudut laboratorium. Pox yang tengah di selimuti perasaan
amarahnya itu, langsung menyetrumkan accu
ke baterai Lithium di belakang badan Jay. Tiba-tiba seluruh lampu di rumah Pox
seketika padam. Yang terlihat hanyalah cahaya kilat yang menyambar seisi
laboratorium.
"Tooooooollloooooongggg....... xXXx"
Detik berlalu berganti menit. Cahaya yang tadinya gelap gulita sentak berganti
terang-benderang. Dari kejauhan terlihat tubuh Pox yang sudah terkulai lemas di
sudut lab-nya. Dan juga Jay yang berada dalam posisi sujud berhadapan dengan
sang Profesor.
"Tugas sudah selesai. Saatnya berlibur!!"
Sayup-sayup terdengar suara Pox yang tidak lain adalah Jay.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H