ketika letih bertarung dalam dirim
aka yang dibutuhkan tak lebih dari rumah untuk pulang
dimana setiap kepedihan
akan terkubur
kepedihan yang tak perlu keranda pengusungnya
tak perlu nisan pada sisi pemakamannya
aku pernah mengasuh segenap luka
aku pernah menjadikan airmata sebagai penawarnya
dan aku pernah diam merawat luka
tanpa temaram cahaya, tanpa sentuhan angin
tanpa percikan api
dan aku ...
tetap dalam keterlukaan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!