Mohon tunggu...
Pasta Cilegon
Pasta Cilegon Mohon Tunggu... -

penggemar pasta ayam ala cilegon....yang balik lagi ngurusin ayam....mana ayamku???? hehehehehe\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Andik Sentris? Mengapa Tidak? (Pelajaran dari Kekalahan Timnas Indonesia U22)

12 Juli 2012   15:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:01 979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum pertandingan Indonesia lawan Jepang , banyak sekali pendapat tentang bahayanya "Andik Sentris" di Timnas Indonesia U22. Kalau boleh jujur, sebenarnya keluguanlah yang membuat orang tidak bisa melihat masalah ini sebagai peluang untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Ada 3 Hal yang mungkin dilupakan banyak orang yaitu :

# Andik Sentris = pemain lawan menjaga Andik secara ekstra. Dengan adanya kesan Andik Sentris, sebenarnya bukan berarti bola harus selalu di arahkan ke Andik. Andik yang dikawal 2 sampai 3 orang sebenarnya sudah membuka celah untuk pemain lain melakukan serangan. sayangnya,  ini yang jarang terjadi. Seringkali pemain lain cenderung terlambat untuk maju. kalau sudah begini, ruang yang tercipta gara2 penjagaan ekstra pada Andik tidak bisa dimanfaatkan. Kalaupun tim lawan sudah mulai"menghargai" semua pemain Timnas sebagai lawan yang "sederajat", ini saatnya untuk menyerang bersama Andik sebagai sebuah tim secara utuh. Hal semacam ini mungkin seolah terlihat mengorbankan seorang Andik, namun apa mau dikata, sepakbola adalah permainan strategi. Jadi kalau Andik tidak mencetak gol, itu bukan masalah. Asalkan pemain lain bisa memanfaatkan celah  untuk mencetak gol.

# Tanpa Andik, Timnas bisa menang kok. Memang Indonesia menang. tapi lawannya Timor leste dan Makau. Itu juga dengan skor yang tipis. Melawan Australia Dan Jepang yang berada di peringkat 1 dan 2 untuk Asia, jelas akan beda tekanannya. Dengan mainnya Andik, Indonesia hanya kalah 1-0 dari Australia. Dan untuk lawan Jepang, setelah Andik diganti mulailah permainan Jepang makin membaik. Terkait dengan buruknya permainan Andik, tidak lepas dari besarnya harapan untuk mencipta gol yang justru memberi tekanan mental pada Andik. Dan celakanya, ketika pemain lain mulai bersinar, tekanan ini akhirnya juga mengarah ke pemain lain yang sebelumnya tidak banyak disebut2 media. akibatnya  pemain2 ini kurang bisa bermain lepas. Untungnya mereka ini tidak sesial Andik yang sering dikawal 2 sampai 3 pemain.

# Terlalu asyik menyerang, lemah pada saat bertahan. Sepakbola yang agresif memang menghibur. Namun tanpa stamina dan konsentrasi yang cukup, pertahanan tim  terutama pada babak kedua, cenderung melemah.  Pemain kita mudah naik membantu penyerangan, tapi lamban untuk kembali bertahan. Jadi walaupun Indonesia punya 4 orang Andik sekalipun, tanpa lini belakang yang solid pasti tim ini bisa banyak kebobolan. Masalah ini sebenarnya tidak lepas karena kurangnya mengatur tempo permainan. Bermain cepat memang ciri khas Indonesia, tapi bukan berarti terburu2 menendang ke depan tanpa akurasi yang memadai. Untuk masalah akurasi, pada pertandingan lawan Jepang ini memang sudah membaik bila dibandingkan dengan pertandingan sebelumnya. Namun lebih baik saja ternyata tidak cukup.

Jangan menyerah garuda muda !!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun