Kampung wisata penelitian dan pendidikan Cigumentong yang berada di Desa Sindulang, Kabupaten Sumedang. Para pengunjung yang datang bisa menikmati indahnya alam dan melakukan penelitian mengenai lingkungan atau tradisi pada kampung Cigumentong, seperti mengetahui cara budidaya ikan masyarakat kampung Cigumentong.
Ikan peliharaan atau jenis ikan tawar yang dibudidayakan oleh masyarakat Cigumentong adalah ikan nila, karena perawatannya tidak sulit seperti ikan emas atau ikan gurame. Selain itu masyarakat Cigumentong memiliki cara unik dalam memelihara ikan nila tersebut. Berikut adalah 3 cara menarik masyarakat Cigumentong dalam membudidayakan ikan.
Pakan organik untuk budidaya ikan
Budidaya ikan disini menggunakan pakan organik yang berasal dari sisa hasil kebun masyarakat nya seperti sawi, daun kentang, daun kacang dan sisa hasil kebun lainnya karena dengan menggunakan pakan organik ikan lebih cepat pertumbuhan nya dan sehat.
Hanya jenis ikan nila yang dibudidayakan
Ikan yang dibudidayakan hanya ikan nila selain cepat pertumbuhannya ikan nila juga kuat dalam menghadapi suhu udara disana karena di kampung Cigumentong ini memiliki suhu 17 derajat di siang hari dan 11 derajat di malam hari, selain itu, perkembangan biakan ikapertum n nila juga tidak repot seperti ikan lainnya, ketika perut ikan betina dan jantan bergesekan maka tidak lama pada ikan betina akan bertelur, setelah betina bertelur disini lah pemisahan antara induk dan telur karena ikan nila memili sikap kanibal apabila sedang kelaparan.
3. Hasil budidaya ikan tidak diperjualbelikan dengan mudah
Ikan hasil budidaya tidak diperjualbelikan dengan skala besar karena hasil dari budidaya ikan di Cigumentong digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau perayaan tertentu yang dilakukan oleh masyarakat setempat seperti hajat buruan dan perayaan hari besar Islam yaitu idul Fitri, maulid nabi, dan isra mi'raj. Alasan tidak diperjual belikan dengan skala besar karena tempat budidaya ikan di desa Cigumentong ini hanya memiliki 3 kolam dengan ukuran 5x6m persegi, dengan demikian hasil ikan tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H