Empat buah mendoan rasanya tidak akan sanggup dimakan sendiri. Oleh karena itu, baik sekali jika saat membeli mendoan mengajak ajaklah istri/suami/saudara/teman/tetangga atau siapapun pencinta mendoan.
Setiap kali saya melirik gerobak penjual tempe mendoan, di belakang nama mendoan, selalu tertulis "Purbalingga". Apakah nama Purbalingga itu asal usul sang penjual atau asal usul si tempe mendoan?
Purbalingga bukan kota yang asing buat saya. Jika si korona tak ada, paling tidak sekali dalam setahun, saya mengunjungi kota Purbalingga, kampung halaman ayah anak-anak saya. Saya jadi ingat, Ibu Mertua saya selalu membuat tempe mendoan dan rasanya tentu lebih bercita rasa jika dibandingkan dengan tempe mendoan yang dijual di kota. Mungkin memang si tempe mendoan ini berasal dari Purbalingga.
Saya coba telusuri sedikit informasi tentang asal usul tempe mendoan. Menurut informasi yang saya baca dari artikel Kompas.com, kata nama "mendoan" berasal dari teknik memasaknya. Kata "mendo" dalam bahasa Jawa Banyumas berarti setengah matang. Jadi, mendoan berasal dari Banyumas jika dilihat dari cara membuat dan memasaknya serta penamaan bahasanya. Bagi orang Banyumas atau Purbalingga, harus bangga ya, punya jajanan yang disukai penikmat kuliner Indonesia.
Saat melewati daerah Cinangka, Sawangan, Depok, jangan segan mampir ke rumah saya, eh bukan, mampir membeli tempe mendoan yang nagih banget, hanya dengan 10k saja.
Jajan 10k bisa dapat apa??? TEMPE MENDOAN ENAK BANGET!! ^_^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H